Nilai Lebih Bansos Nontunai
VIVA.co.id – Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial, Andi ZA Dulung mengatakan bahwa penyaluran bantuan sosial secara nontunai memiliki banyak manfaat. Manfaat itu yakni, mudah dikontrol dan tepat sasaran. Karena penyaluran dana tersebut menggandeng perbankan atau bank.
"Kalau dulu beras kan bisa dibagi-bagi. Lah ini masuk rekening. Kalau diam saja di rumah uangnya ya tidak keluar-keluar, jadi tabungan," ungkap Andi, di kantor Kemenko PMK, jalan Merdeka Barat 3, Jakarta Pusat, Selasa, 8 November 2016.
Karena itu, kata Andi, pemerintah mendorong iklim keuangan inklusif dengan penyaluran bansos secara nontunai. Sebab, Indonesia masih sangat ketinggalan dibanding negara-negara tetangga.
"Presiden mendorong keuangan inklusif, cashless. Kita sangat ketinggalan dibanding dengan negara tetangga, Singapura 95 persen, Malaysia 80 persen, Indonesia tahun 2015 35 persen," kata Andi.
Presiden Joko Widodo pun menargetkan, iklim keuangan inklusif Indonesia tumbuh sampai 75 persen pada 2019 mendatang. Sedangkan, penyaluran dana bansos nontunai diharapkan realisasi programnya pada 2018-2019 bisa sampai 50 persen.
"Paling tidak 50 persen penerima bansos pada 2018-2019 ini. Sistem akan jalan terus meski beda periode pemerintah," kata dia.
Selama ini kata Andi, pemerintah sulit beralih ke bansos nontunai karena kebiasaan masyarakat Indonesia sendiri, ditambah dengan ketersediaan infrastruktur yang masih kurang memadai.
"Jadi dengan sistem cashless masyarakat bawah yang tidak kenal bank, bisa kenal bank. Juga bagaimana edukasi membuka akses, dengan akses itu lebih cepat menolong diri sendiri," kata dia.