Densus Tangkap Terduga Teroris yang Siapkan Aksi Tahun Baru

Aparat Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap seorang terduga teroris berinisial GW alias SAB di Magetan, Jawa Timur, pada Selasa pagi, 25 Oktober 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ahsani

VIVA.co.id - Aparat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap seorang terduga teroris berinisial GW alias SAB (48 tahun) di Magetan, Jawa Timur, pada Selasa pagi, 25 Oktober 2016. Polisi menyebut pria itu adalah anggota organisasi Jamaah Islamiyah.

Personel Densus juga menggeledah rumah GW Jalan Hasanudin Nomor 20, Mbono, Kelurahan Selosari, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan. Penggeledahan disaksikan juga DR, istri GW.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Polisi Agus Rianto, aparat menyita sejumlah barang bukti dari rumah GW. Di antaranya, potongan paralon sepanjang 30 sentimeter sebanyak 6 buah, potongan pipa kecil sepanjang 15 sentimeter yang bisa digunakan untuk casing detonator, plastik berisi arang, buku panduan elektronik, kaleng berisi gula batu, baterai alkaline dua buah, korek api pentol empat buah, dan handphone lima buah.

Densus juga menyita barang bukti senjata tajam, di antaranya, dua bilah parang, dua celurit, empat golok, dan satu pisau dapur.

Barang bukti lain yang disita adalah buku berjudul Melacak Jejak Thagut, buku panduan teknis bertahan hidup, buku Malaikat turun di Afganistan, buku Al qa'qa bin Amru, buku rekening, rompi pelindung diri dua buah, samsak tangan untuk pelatihan beladiri, satu unit CPU, dan tiga tape recorder.

Menurut informasi yang dihimpun di Kepolisian, GW ditangkap berdasarkan hasil penyidikan terhadap Sulistyono, seorang terduga teroris yang ditangkap di Karanganyar, Jawa Tengah. GW disebut anggota Divisi Pengamanan Logistik, Pencarian Jalur Logistik, Penyimpanan Logistik & Pengamanan Kegiatan Kelompok Jamaah Islamiyah.
 
Sumber di Kepolisian menyebut, penangkapan itu berhubungan juga dengan rencana sebuah aksi. “Akan beraksi di malam tahun baru,” kata sumber menolak namanya disebutkan itu.
 
Menurut Parman, tetangga GW, pria itu merupakan orang yang tertutup dan jarang bergaul. “Kalau bertemu, ya, hanya di arisan RT,” ujarnya.
 
GW hidup bersama istrinya, DR, dan empat anak. Istrinya pernah bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Puskesmas Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. Dia kemudian mengundurkan diri untuk membuka praktik di rumahnya.