Satu Orang Meninggal akibat Terjangan Banjir di Bandung
- Istimewa
VIVA.co.id – Penanganan darurat banjir di Kota Bandung hari ini di bawah kendali Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat. Banjir yang menerjang Kota Bandung itu disebabkan hujan dengan intensitas tinggi dan menyebabkan Sungai Citepus meluap sehingga menimbulkan banjir di daerah Pasteur, Pagarsih, Solokan Jeruk dan Sukajadi.
Banjir menerjang selama beberapa jam sejak pukul 13.30 WIB. Meluapnya Sungai Citepus juga disebabkan tersumbat sampah dan dangkalnya sungai. Drainase perkotaan tidak mampu menampung aliran permukaan dari hujan yang lebat menyebabkan banjir parah.
Banjir menyebabkan satu orang meninggal dunia atas nama Ade Sudrajat (30), warga Jalan Hegarmanah, Kota Bandung. Korban tewas karena terbawa arus saat sedang menolong rekan kerjanya. Ade terpeleset masuk selokan dan terbawa arus.
“Sempat menghilang, korban kemudian ditemukan di depan SMPN 15 Bandung dan sudah diserahkan ke pihak keluarga. Kerusakan dan kerugian ekonomi akibat banjir masih dalam pendataan. Banyak kendaraan yang rusak dan terendam banjir,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
BPBD Provinsi Jawa Barat bersama Polri, TNI, aparat kelurahan dan Kecamatan masih melakukan evakuasi dan penyedotan air dengan menggunakan mesin pompa penyedot air. Penanganan darurat di lapangan terhambat, salah satu penyebabnya adalah belum dibentuknya BPBD Kota Bandung.
“Pemkot Bandung belum ada rencana membentuk BPBD karena masih bisa ditangani Dinas Penanggulangan Pemadam Kebakaran (DPPK). Namun saat terjadi bencana alam seperti saat ini fungsi komando menjadi sulit dilaksanakan,” katanya.
Dari pantuan, banjir di Jalan Pasteur sudah surut dan sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Namun, masih dilakukan proses evakuasi di daerah Pagarsih dan Solokan Jeruk. Ketinggian air masih mencapai 80 centimeter.
“BPBD Provinsi Jabar bersama unsur Polri, TNI, Kelurahan dan Kecamatan melakukan pemantauan untuk mengantisipasi banjir susulan,” katanya.
Semula banjir di kawasan Jalan Pasteur mencapai ketinggian 160 centimeter. Sementara di Jalan Pagarsih tinggi banjir 150 cm dan Jalan Nurtanio setinggi 120 cm. Banjir mengalir dengan cepat dan semua drainase perkotaan meluap. Saluran drainase perkotaan tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga terjadi banjir.
Kendaraan dan motor yang sedang melintas di jalan terendam banjir. Kendaraan yang parkir di BTC Mall juga terendam banjir. Bahkan beberapa mobil terseret banjir seperti layaknya diterjang tsunami kecil di jalan.
Berdasarkan laporan awal dari BPBD Provinsi Jawa Barat, banjir menyebabkan ratusan rumah terendam banjir. Ada rumah yang rusak akibat tergerus banjir di bantaran Kali Cilimus. Banjir juga menjebol pagar SMAN 9 Bandung sehingga merendam ruang kelas dan ruang guru sekitar 90 cm.
“Saat ini sebagian banjir telah surut. Kondisi topografi yang miring menyebabkan banjir cepat surut. Masyarakat membersihkan rumah dari lumpur. Pendataan masih dilakukan,” kata Sutopo.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan longsor. BMKG memprediksikan curah hujan akan terus meningkat. Fenomena intensitas La Nina lemah diprediksikan akan meluruh pada Desember 2016 sedangkan Dipole Mode masih menguat sehingga curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan meningkat.
“Kejadian hujan ekstrem diprediksikan akan meningkat sehingga potensi banjir, longsor dan puting beliung akan meningkat,” katanya. (ren)