Pangkas Perjalanan Dinas, Mendikbud Klaim Hemat Rp3 Triliun
- VIVA/Agus Rahmat
VIVA.co.id – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengaku telah melakukan banyak penghematan di kementerian yang ia pimpin sejak menggantikan posisi Anies Baswedan.
Penghematan ini kata dia, juga menjadi bahan laporan ke Presiden Joko Widodo. Selain masalah Kartu Indonesia Pintar, program vokasi, penataan kembali fungsi-fungsi organisasi di lingkungan pendidikan dan kebudayaan, dan rencana rehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak.
"Terutama dari perjalanan dinas itu dari Rp7 triliun lebih, itu tinggal Rp3 triliun lebih. Jadi ada sekitar Rp3 triliun yang bisa kita hemat, karena itu sebenarnya bukan perjalanan dinas pejabat, tetapi perjalanan dinas akibat efek dari kegiatan-kegiatan penunjang di Kemendikbud," kata Muhadjir usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2016.
Anggaran yang dihemat lanjut Muhadjir, antara lain anggaran kegiatan penataran guru. Dalam penganggaran sebelumnya, semua guru yang diundang dalam penataran itu mendapatkan dana SPJ dan perjalanan dinas.
"Karena penatarannya kita hapus, otomatis uang perjalanan dinasnya bisa susut," ujarnya.
Rehabilitasi sekolah yang rusak berat, jelas Muhadjir, juga menjadi prioritas utama. Jumlahnya ada 152 ribu. Pada tahun 2017, ditargetkan akan direhabilitasi sebanyak 50 ribu yang masuk kategori rusak berat atau rusak fatal.
Targetnya, selama tiga tahun sudah terpenuhi perbaikan 150 ribu sekolah kategori rusak berat tersebut.
"Sementara yang rusak sedang dan rusak ringan sementara kita ikhlaskan, karena itu anggaran yang selama ini mecer-mecer misalnya untuk perbaikan kelas, perbaikan perpustakaan, yang sifatnya itu tambal sulam, itu kita hapus, kita kurangi drastis," kata mantan Rektor Univeristas Muhammadiyah Malang itu.