Marwah Daud Yakin Padepokan Dimas Kanjeng Didanai Uang Gaib

Marwah Daud Ibrahim di Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Senin, 17 Oktober 2016
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id - Marwah Daud Ibrahim, Ketua Yayasan Kraton Kesultanan Sri Raja Prabu Rajasanagara, yayasan bentukan Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng mengklaim, kegiatan Padepokan Dimas Kanjeng tidak berasal dari uang mahar pengikut Padepokan.

"Dananya (kegiatan Padepokan Dimas Kanjeng) bukan dari santri. Tapi dari yang beliau (Taat Pribadi) contohkan dan perlihatkan itu, dari pengadaan uang, bukan penggandaan uang," kata Marwah seusai diperiksa di Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Senin malam, 17 Oktober 2016.

Tapi Marwah mengaku tidak tahu asal uang yang diadakan secara tiba-tiba oleh Taat Pribadi. "Kita enggak tahu beliau simpan di mana. Tapi saya meyakini kemampuan beliau, sesuai apa yang saya lihat, saksikan, dan saya ketahui," ujar mantan analis Bank Dunia itu.

Menurut Marwah, kemampuan Taat mengadakan uang secara gaib sama sekali bukan untuk kepentingan gurunya pribadi. "Sama sekali bukan untuk kepentingan beliau pribadi, tapi semata-mata untuk kemaslahatan umat," ujar anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia itu.

Jika pun ada pengikut yang memberikan uang, itu kontribusi tanpa dipaksa dan untuk kepentingan program kegiatan Padepokan. "Kalau ada yang minta uang dikembalikan, selalu dikembalikan," katanya.

Marwah mengklaim, bahwa kegiatan Yayasan Kraton 'Dimas Kanjeng' yang dipimpinnya murni untuk kemaslahatan umat. Dibentuk sejak dua bulan lalu, kini kegiatan Yayasan baru pendataan anggota dan keunggulan daerah masing-masing anggota Padepokan.

Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi RP Argo Yuwono mengatakan, bahwa Marwah diperiksa karena di struktur Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng sebagai Ketua. "Suaminya (Ibrahim Tajul) juga dipanggil hari ini, tapi tidak datang," katanya.

Marwah Daud disebut-sebut berkaitan dengan Dimas Kanjeng karena namanya tertera sebagai Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng yang berkedudukan di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Padepokan itu diasuh Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng.

Dimas Kanjeng dan padepokannya jadi buah bibir setelah dia ditangkap aparat gabungan Polres Probolinggo dan Polda Jatim di Dusun Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Kamis, 22 September 2016. 

Dia disangka mengotaki pembunuhan dua anak buahnya, Ismail Hidayat dan Abdul Gani. Dimas juga ditetapkan sebagai tersangka penipuan bermodus penggandaan uang. Korbannya diperkirakan puluhan ribu orang dengan total kerugian korban sekitar ratusan miliar rupiah, bahkan bisa triliunan rupiah.

(mus)