Firasat Keluarga Sebelum Pendaki Semeru Asal Depok Meninggal

Sahat M Pasaribu, pria asal Depok yang meninggal saat mendaki Gunung Semeru
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Kematian Sahat M Pasaribu (23) – salah satu pendaki asal Tapos, Depok, Jawa Barat yang meninggal dunia di Pos Kalimati, Gunung Semeru, Jawa Timur, Sabtu dini hari, 8 Oktober 2016 – menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Mereka tak menyangka, jika pemuda yang dikenal menyukai alam bebas itu bakal menemui ajalnya saat mendaki.

“Kita sama sekali enggak ada pikiran yang aneh-aneh, karena kita tahu dia (Sahat) emang sering naik gunung dan dia juga sehat,” kata kakak korban, Antonius Pasaribu, saat ditemui di rumah duka di Jalan Bhakti Abri, Tapos Depok, Jawa Barat, Minggu, 9 Oktober 2016.

Namun memang, kata Antonius, sebelum mendapat kabar jika sang adik tewas ia sempat mendadak rindu dan bahkan sengaja memakai jaket adik keduanya itu untuk melepas rindu.

“Iya, saya tiba-tiba ingin tidur disamping dia. Saya merasa kangen banget, makanya kemarin saya pakai jaket dia. Nah, pas Sabtu siang, tahu-tahu dapat kabar kalau dia meninggal. Kita sempat enggak menyangka, karena yang saya kenal adik saya itu kuat. Saya sempat berpikir yang meninggal bukan Sahat tapi orang lain, eh ternyata bukan. Yang meninggal ternyata benar Sahat,” ucap Antonius seraya menitikan air mata.

Lebih lanjut Antonius mengatakan, selain cukup berpengalaman, adik keduanya itu juga dikenal memiliki fisik yang kuat dan jarang sekali sakit.

“Tapi memang, sehari sebelum berangkat dia sempat mengeluh sakit perut. Sama bapak saya sudah dilarang agar jangan pergi tapi dia tetap ngotot ingin pergi. Ya mau gimana lagi, kita keluarga enggak bisa ngelarang karena kita tahu itu memang hobi dia dan dia ingin sekali ke Semeru. Nah, pas itu sempat dibawa ke dokter, tapi katanya sakit perut biasa,” ucap Antonius dengan mata berkaca-kaca.

Rencananya, jasad Sahat akan di makamkan esok hari, di kawasan TPU Kalimulya, Cilodong, Depok. “Sekarang kita mau berangkat ke Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong, katanya jenazah akan dibawa kesana dulu dari Jawa Timur sebelum ke rumah duka,” ucapnya.     

Untuk diketahui, Sahat meninggal Sabtu dini hari, 8 Oktober 2016, di Pos Kalimati. Ini merupakan pos kedelapan dari sepuluh titik di rute pendakian Semeru yang dilalui Sahat bersama sejumlah rekannya.

Menurut laporan, Sahat meninggal karena sakit. Sebelum meninggal, dia tampak pucat, melamun, linglung, pandangannya kosong, dan sudah tidak kuat berjalan. Hingga berita ini diturunkan, keluarga masih menunggu kedatangan jasad pemuda malang tersebut.

 

(ren)