Jokowi: Natuna Pulih, Produksi Ikan Akan Meningkat

Presiden Joko Widodo di Bandar Udara Ranai, Kabupaten Natuna
Sumber :
  • Agus Rahmat/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah secara bertahap melakukan pemulihan terhadap kondisi perairan Natuna. Dalam kunjungannya ke pembangunan cold storage atau gudang pendingin, di kawasan Natuna, Presiden mengatakan, selama dua tahun ini sudah dilakukan penegakan hukum. Seperti penenggelaman dan penangkapan kapal-kapal asing yang mencuri ikan di perairan Natuna.

"Dalam jangka dua tahun dan kita tahu semuanya lebih dari 7 ribu kapal yang biasanya menguras kekayaan sumber daya laut kita sekarang ini dapat dibilang berhenti," ujar Jokowi, di Natuna, Kamis, 6 Oktober 2016.

Dengan berhentinya kegiatan illegal fishing dan diperbaikinya sejumlah aturan, Jokowi mengklaim, kini perairan Natuna sudah kembali hijau. Dari citra satelit, kata Jokowi, klorofilnya terlihat jelas. Itu terjadi, karena tidak ada lagi aksi-aksi menggunakan bom atau benda lainnya, yang merusak ekosistem laut.

"Ini nanti kalau pada posisi yang normal kembali, pulih kembali, nanti produksi ikan kita akan meningkat, berlipat. Ini arahnya ke sana," ujar Jokowi.

Kalau sudah normal, maka akan ditata lagi industri perikanan baik di tingkat nelayan hingga di tataran pengusaha. Maka di cool storage yang dibangun juga, akan ada koperasi bagi nelayan. Jokowi mengatakan, pemerintah akan konsentrasi membangun Natuna lebih dahulu. Tidak bisa semua wilayah potensial lain selain Natuna, langsung dibangun juga. Pemerintah ingin ada tahapannya. Yakni dengan konsentrasi pada Natuna terlebih dahulu.

"Jangan kembali lagi ke masa yang kayak tidak ada aturannya. Ini yang kita lakukan," ujarnya menambahkan.

Nantinya, beberapa pelabuhan potensial yang akan dikembangkan selayaknya Natuna, seperti Ambon, Saumlaki, Merauke, Larantuka di NTT, dan beberapa wilayah lainnya yang sangat potensial dibangun industri perikanan.

"Titik-titiknya sudah kita tentukan sehingga nanti ini menjadi yang pertama, bagus, berjalan, yang lain juga akan bergerak. Saya kira step-stepnya ke arah itu. Jadi ada peta jalan ada step-stepnya, dan tidak bisa tergesa-gesa.”

(mus)