Iklim Berubah, Petani Diimbau Ikut Asuransi Pertanian

Ilustrasi/Petani di ladang sawah padi menyebarkan bubuk pestisida
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id – Kondisi cuaca yang tak menentu, rentan berdampak buruk pada aktivitas pertanian yang mengandalkan kondisi iklim. Atas itu, petani diimbau untuk mengikuti program asuransi pertanian. Setidaknya bisa meminimalisir kerugian jika gagal panen terjadi.

Di Kabupaten Bantul Yogyakarta, mekanisme asuransi pertanian selama ini telah bergulir. Meski masih terbatas sosialisasinya. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Pulung Haryadi mengakui baru ada 79 kelompok tani yang menerima sosialisasi asuransi pertanian.

Dengan luas lahan yang dikelola mencapai 2.000 hektare. Jumlah ini masih terbilang kecil bila dibandingkan dengan total kelompok tani yang mencapai 818 kelompok dan luas lahan garapan mencapai 15.835 hektare.

"Yang telah disosialisasi (asuransi pertanian) 79 kelompok tani dan sampai hari ini belum ada yang ikut," kata Pulung, Selasa, 4 Oktober 2016.

Program asuransi pertanian ini menjamin perlindungan terhadap luasan 20 hektare lahan milik petani. Karena itu ia berharap banyak petani bisa berpartisipasi dalam program tersebut dan bersedia membayar iuran secara pribadi.

"Hitungannya bila panennya dibawah 11 persen dari produksi bisa dikatakan gagal panen, dan ini kita tengah lakukan inventarisasi untuk acuan melakukan langkah kedepannya," ujar Pulung.

Rukiyo, seorang petani bawang di Desa Trihardono Bantul mengaku jika pada tahun 2015 lalu ia pernah menderita kerugian hingga Rp10 juta. Itu lantaran kebun bawang seluas 2.500 meter persegi terendam luapan banjir.

Dan di tahun ini, kondisi serupa rupanya juga terjadi. "Ndak tahu bisa panen atau tidak," katanya.

Rukiyo mengaku belum mengenal asuransi pertanian yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Namun ia berharap bisa berpartisipasi, setidaknya bisa mengurangi dampak kerugian yang ditanggungnya akibat perubahan iklim.

"Kalau musimnya seperti saat ini asuransi perlu, tapi di kelompok tani yang saya ikuti sepertinya belum ada (sosialisasi), belum tahu kalau lewat gapoktan," katanya.

Terpisah, anggota Komisi B DPRD Bantul Suradal berharap agar instansi terkait segera memaksimalkan sosialisasi asuransi pertanian. Dengan itu, ancaman kerugian gagal panen akan bisa diminimalisir.

"Kita dorong supaya petani ini bisa mengikuti asuransi, kasihan petani," katanya.