Dalih Panitia Lomba Minum Bir yang Digagalkan FPI

Aksi Unjuk Rasa FPI Menentang Pelegalan Minuman Keras
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Manajemen Cafe Markaz Kopi & Beer Garden Semarang memastikan membatalkan acara lomba minum bir sepuasnya yang digelar di area kafe pada Kamis, 22 September 2016. Gagalnya acara itu setelah diprotes dan kritik keras dari Front Pembela Islam (FPI).

Menurut seorang panitia acara di Cafe Markaz Kopi & Beer Garden, Bandi, manajemen kafe langsung membatalkan rencana acara setelah sejumlah ormas menolak.

"Yang jelas manajemen langsung mengontak saya untuk membatalkan acara tersebut (pesta bir sepuasnya)," kata Bandi dihubungi wartawan pada Jumat, 16 September 2016.

Ia menceritakan, awalnya panitia acara tak mengetahui rencana lomba minum bir itu akan berbuntut panjang. Selama ini kafe yang menjual bir dan kopi di kawasan Jalan Dr Cipto 254 Semarang itu relatif sepi. Acara itu semata untuk mendongkrak penjualan dan mengenalkan kafe secara lebih luas kepada pengunjung.

Namun sampai acara dibatalkan, kata Bandi, memang belum banyak warga yang mendaftarkan kepada panitia untuk ikut acara. "Kebeteluan saat dibatalkan baru tiga orang yang mendaftar. Jadi tidak ada masalah. Tapi kami belum siapkan acara pengganti," ujarnya.

Lomba pesta bir itu akan digelar toko Cofee and Beer Garden pada Kamis malam, 22 September2016. Sebelum acara digelar, panitia telah membuka pendaftaran untuk para peserta, terutama mereka yang berusia lebih 18 tahun.

Ketua Bidang Advokasi FPI Jawa Tengah, Zaenal Abidin Petir, mengaku mengapresiasi langkah panitia acara yang dengan sadar membatalkan acara itu. Terlebih panitia acara juga telah secara lisan meminta maaf.

"Setelah saya telepon penyelenggara memang akhirnya mereka mau untuk tidak dilakukan. Kami apresiasi mereka enggak tahu. Mereka minta maaf secara lisan kepada saya," ujar Zaenal.

Mengenai permintaan pembatalan acara, Zaenal mengaku juga telah terlebih dahulu berkoordinasi dengan aparat Kepolisian Resor Kota Besar Semarang dan Kepolisian Daerah Jawa Tengah.

"Jadi bukan hanya FPI yang menolak, tapi kita dapat masukan ormas Islam lain, termasuk MUI (Majelis Ulama Indonesia). Kita tak bisa ambil alih kewenangan aparat. Kami apresiasi polisi merespons dengan baik," katanya.