Dua Anaknya Dibunuh, Keluarga Curigai Tangis Tetangga
- VIVA.co.id/Aji YK
VIVA.co.id – Upaya Idris Broji (48) mencari keadilan atas kematian dua anaknya, AT (11) dan AD (8) tak pernah surut. Dari kesaksiannya, kasus dugaan pembunuhan pada empat bulan lalu itu dicurigai dilakukan oleh tetangga di desanya.
Salah satu alasan kecurigaan Idris, tetangganya yang pernah berselisih dengan keluarga Idris dan sempat berujung ke polisi pada tahun 2014. merupakan orang yang paling histeris atas kematian anak-anak Idris. (Baca: )
Tetangganya juga lah yang kemudian menyebut jika kedua anak Idris tewas tenggelam. “Padahal bukan keluarga, dia paling histeris dan mengatakan dua anak saya itu meninggal karena tenggelam,” ujar Idris di Mapolda Sumatera Selatan, Kamis, 15 September 2016.
Buruh Bangunan Lari
Kecurigaan berikutnya, kata Idris, adalah larinya seorang buruh bangunan yang bekerja di samping rumahnya ketika kejadian dugaan pembunuhan terjadi.
Tak diketahui persis apa alasan buruh bangunan tersebut menghilang meski pekerjaannya belum selesai. Namun Idris menduga buruh itu saksi kunci kematian kedua anaknya.
“Sampai sekarang buruh bangunan itu kabur. Tidak tahu ke mana, padahal kerjaannya belum selesai. Gajinya pun tidak diambil,” kata Idris.
Kini, Idris terus berharap agar kematian dua anaknya bisa menemukan titik terang. Segala cara pun dilakukan oleh pria yang cuma berprofesi sebagai tukang cuci mobil ini. “Sudah sembilan tetangga saya jadikan saksi. Tapi tak kunjung ada kejelasan. Padahal dari pasca kejadian, tiap minggu saya menanyakan kasus ini,” ujarnya.
Empat bulan silam, dua anaknya, AT (11) dan AD (8), dilaporkan tewas dibunuh. Di tubuh kedua kakak beradik itu ditemukan sejumlah luka. Malah pada tubuh AT, anak perempuan Idris, malah ditemukan bekas kekerasan seksual di kelaminnya.
Idris pun melaporkan kasus itu ke kepolisian setempat. Namun saat itu, kepolisian setempat meminta uang Rp25 juta kepada Idris untuk biaya autopsi. Ia pun kelabakan dan memohon keringanan. Hingga akhirnya disepakati cukup membayar Rp15 juta untuk proses autopsi.
Alhasil, setelah tiga bulan dimakamkan, barulah Idris memiliki kecukupan uang untuk autopsi. Pria yang berprofesi sebagai pencuci mobil ini pun semakin mendapatkan kepastian bahwa anaknya dibunuh dan mendapatkan kekerasan seksual.