Imam Besar Masjid Istiqlal: Kurban Melatih Hilangkan Ego

Sorot - Salat Idul Adha di Masjid Istiqlal Jakarta
Sumber :
  • REUTERS/Iqro Rinaldi

VIVA.co.id – Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengatakan, makna berkurban dalam momentum hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah, adalah memberikan kerelaan tanpa mengharap balasan apa pun terhadap sesama manusia.

"Seperti yang disampaikan khatib. Artikulasi nilai dan kurban itu di dalam bermasyarakat sangat penting. Harus ada kerelaaan berkorban untuk mencapai masyarakat yang ideal. Tanpa kerelaan berkorban kita enggak mungkin bisa memperoleh harapan-harapan di masa depan," ujarnya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin, 12 September 2016.

Menurutnya, makna berkurban itu melatih diri untuk menghilangkan egosentris pada manusia. Oleh karena itu, berkurban menjadi salah satu cara untuk mengendalikan diri secara spiritual, melalui pendekatan agama.

"Saya kira juga bukan hanya agama Islam, tapi juga agama lain. Ini adalah latihan membunuh ego-ego atau menjinakkan ego dengan kurban itu sendiri. Jadi latihan spiritual untuk menjadi pengendali diri dan nafsu," ujarnya menjelaskan.

Dia menambahkan, perbedaan pelaksanaan Idul Fitri dan Idul Adha terletak pada jemaahnya. Karena, momentum Idul Fitri biasa digunakan warga pulang ke kampung halaman.

"Idul Adha biasanya lebih ramai dari Idul Fitri. Karena kan jarang mudik ya. Kalau Idul Fitri banyak yang mudik."

(mus)