Kejahatan 'Cyber' jadi Tantangan Komjen Budi Gunawan di BIN

Ilustrasi-teroris siber.
Sumber :
  • Pixabay/Tigerlily

VIVA.co.id – Kejahatan di dunia cyber menjadi tantangan penting bagi Komjen Budi Gunawan, jika memang akhirnya menjabat Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), sesuai petunjuk Presiden Joko Widodo.

"BIN harus punya kemampuan analisis akurat dan relevan, terhadap arus informasi yang begitu cepat. Kejahatan hingga perang sudah merambah dunia cyber secara nyata," kata praktisi media dan komunikasi Despen Ompusunggu, Jumat, 2 September 2016.

Sebab, kata Despen, saat ini berbagai kelompok teroris, kejahatan perbankan hingga profiling (pelacakan profil) terhadap orang dan perusahaan melakukan aksinya dengan dukungan jejaring digital. Tentunya, penanganan ini tidak bisa hanya dengan cara konvensional.

Atas itu, kata Despen, BIN harus tumbuh menjadi lebih modern, efektif dan efisien dalam mengirimkan informasi penting yang bersifat akurat dan rahasia kepada Presiden. BIN harus mampu menjadi filter, mata dan telinga Presiden Jokowi serta tegak lurus bagi kepentingan negara.

"Jangan lagi BIN justru mendapat laporan setelah kejadian, itu kan aneh," ujarnya.

Despen mengakui untuk membangun infrastruktur BIN di era digital tidaklah mudah dan membutuhkan biaya tinggi. Hal ini terkait pengadaan fasilitas canggih dan pelatihan sumber daya masusi yang ada di BIN sendiri.

"Keterbatasan anggaran tidak boleh jadi alasan bagi ketidakmampuan BIN membangun intelijen berbasis digital," ujar politikus partai NasDem ini.