Orang Tua Pengebom Gagal Minta Maaf atas Ulah Anak Mereka

Orang tua pelaku teror bom di Gereja Santo Yosep Medan Sumatera Utara saat menyampaikan permohonan maafnya kepada publik atas ulah IAH (17), Kamis (1/9/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Putra Nasution

VIVA.co.id – Kedua orang tua pria berinisial IAH, pelaku teror bom gagal di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep Medan,  meminta maaf kepada masyarakat atas ulah anak mereka. Aksi itu terjadi karena kelemahan mereka mengawasi IAH, remaja yang baru berusia 17 tahun.

"Kami (keluarga) tidak ada niat menggoncangkan susana seperti ini. Kami meminta maaf kepada seluruh umat Kristen yang berada di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep pada saat kejadian. Tidak ada keinginan keluarga untuk memecah belah umat beragama," kata ayah IAH, MS Hasugian, sambil didampingi istrinya, Arista boru Purba, pada Kamis, 1 September 2016.

Dalam pernyataan yang disampaikan di Kantor DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Medan, Hasugian mengakui jika selama ini dirinya tidak mengawasi secara ketat aktivitas sehari-hari anak ketiga dari tiga bersaudara itu.

Termasuk pergaulan dengan teman-temannya sehingga menimbulkan aksi teror percobaan bom bunuh diri yang dilakukan IAH di Gereja Santo Yosep medan.

"Kami sebagai orang tua meminta maaf karena kurang mampu dalam mengawasi anak-anak. Apalagi IAH masih berusia 17 tahun. Bukan niat kami ingin memecah situasi ini," kata Hasugian dengan nada sedih.

Hasugian mengaku di dalam keluarganya, ia mempunyai empat orang saudara. Dua dari mereka beragama Kristen dan dua lainnya Islam. Sedangkan ibu IAH, Arista boru Purba, punya sembilan bersaudara, dan hanya ibunya yang muslim. Sedangkan yang lain beragama Kristen.

"Sama sekali kejadian ini bukan untuk memecahkan agama. Kami keluarga meminta maaf yang sedalam-dalamnya," ucap Hasugian sembari menangis.

Permintaan maaf tersebut dihiasi tangisan kedua orang IAH atas perbuatannya. Ibu kandung IAH, Arista boru Purba, juga meminta maaf kepada masyarakat luas apa yang dilakukan anaknya itu.

"Saya sebagai ibu IAH (17), meminta maaf sedalam-dalamnya dalam kejadian tersebut. Terutama kepada bapak Pastor Pandiangan. Sebagai mamanya, saya lah yang salah, mungkin saya kurang dalam mengawasi anak saya sehingga terjadi seperti ini," ucap dia sambil meneteskan air mata.

Aksi percobaan bom bunuh diri yang dilakukan IAH terjadai pada Minggu pagi,  28 Agustus 2016, sekira pukul 08.00 WIB. Ia diketahui membawa ransel berisi bom rakitan.

Saat kejadian, diduga bom yang dibawa IAH gagal meledak. Di tasnya hanya mengeluarkan percikan api. Karena itu, IAH pun mengeluarkan senjata tajam dan menyerang pastor yang bernama Albert Pandingan.

Jemaat pun panik, beberapa berhamburan dan lainnya berupaya menghentikan perbuatan IAH. Beruntung bom tidak meledak dan IAH pun berhasil dilumpuhkan lalu diserahkan ke polisi.

(ren)