Kisah Pecandu Cantik Ogah Direhabilitasi, Minta Dipondokkan
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id - Penampilan fisik remaja wanita berkulit putih itu awut-awutan. Matanya sembab karena terlalu lama menangis. Kulit keningnya sedikit berkerut, menandakan lelah tengah dipikul. Tapi gadis bernama panggilan Ara itu tetap sedap dipandang mata.
Ara adalah satu di antara lima remaja wanita yang terjaring razia rumah indekos petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Surabaya di Jalan Wonorejo, Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat pagi, 26 Agustus 2016. Selain lima wanita, satu pria dewasa juga dibawa petugas karena urinenya positif mengandung narkotika.
Ara dirazia petugas saat berada di dalam kamar indekosnya di Wonorejo bersama teman prianya. Remaja berusia 20 tahun itu baru saja pulang dari bekerja sebagai pemandu lagu atau purel di sebuah rumah hiburan malam di Jalan Kedungdoro, Surabaya. Saat dites urine, dia positif menggunakan zat adiktif.
Ara mengakui baru menggunakan narkotika jenis pil ekstasi. Tapi dia menolak disebut sebagai pengguna aktif. "Saya dipaksa tamu agar makai (mengonsumsi narkoba), kalau tidak mau kan takut tamu saya pergi," katanya di kantor BNN Surabaya dengan suara sedikit serak.
Kepada petugas, Ara menolak ketika diarahkan untuk direhabilitasi. Laiknya anak kepada ibu, gadis kelahiran Lampung Selatan itu terus merajuk kepada Kepala BNN Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Suparti. "Saya mau saja direhab, tapi bagaimana orangtua saya kalau tahu. Kalau dipondokkan (masuk pondok pesantren) mau," ujarnya merayu.
Suparti merespons Ara dengan menawarkan tinggal dan dibina di pesantren mitra Kementerian Sosial di Kabupaten Malang. "Mondok di pondoknya Bu Khofifah mau?" tanya Suparti. Ara hanya mengangguk.
Suparti menjelaskan, Ara dan empat wanita muda yang digaruk di rumah indekos itu semua bekerja di tempat hiburan malam. Mereka rata-rata mengonsumsi narkotika karena dipaksa tamu di tempat hiburan malam. "Mereka semua di-assesment (penilaian untuk menentukan pecandu atau bukan) untuk direhabilitasi," ujarnya.