Gubernur Jateng dan Direksi BUMN Main Ketoprak Malam Ini
- VIVA.co.id/Romys Benekasri
VIVA.co.id – Para petinggi perusahaan plat merah akan bermain dalam pagelaran seni Ketoprak Guyonan Campur Tokoh Adhi Budaya dengan tema Menyatukan Kembali Nusantara yang akan diselenggarakan hari ini, Minggu, 21 Agustus 2016 di Gedung Kesenian Jakarta pada pukul 19.00 WIB.
Acara ini diselenggarakan oleh Alumni Perguruan Tunggi Negeri yang bergabung dalam Perhimpunan Ikatan Alumni PTN se-Indonesia. Dari 80 tokoh yang akan tampil pada pagelaran ini diantaranya merupakan Direksi perusahaan plat merah, yaitu, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk Maryono, Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk.
Selain itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga akan mengisi peran pada pagelaran ini.
Ketua Panitia Soelasno Lasmono mengatakan cerita ketoprak ini diambil dari cuplikan kisah Majapahit yang dapat menjadi inspirasi penting bagi Indonesia dalam menjawab tantangan saat ini, di mana intervensi dari negara-negara asing, terorisme dan gangguan internasional, serta berbagai persoalan interpretasi tentang nilai-nilai kebangsaan itu sendiri.
"Pementasan ini salah satu bukti akan bakti alumni PTN dalam melestarikan budaya Indonesia," ujarnya.
Soelasno menuturkan, cerita yang ditampilkan merupakan salah satu cuplikan roman sejarah Majapahit. Kala itu terjadi ancaman perpecahan akibat pengaruh hasutan kekuasaan luar dan minimnya rasa persatuan diantara pemimpin lokal.
"Hal inilah yang mengingatkan kita akan pentingnya semangat persatuan dan kesatuan bangsa," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, cerita ini juga memberikan solusi tentang makna persatuan dalam konteks ke-Indonesiaan kita di tengah gempuran modal asing, rayuan negara-negara besar, dan berbagai persoalan mendasar bangsa ini.
"Kisah ini juga memberikan semangat bagi seluruh elemen bangsa ini untuk tetap mengedepankan persatuan di tengah godaan dengan berbagai hasutan dan permainan isu di media internasional, yang ditelan mentah-mentah oleh berbagai kelompok kepentingan negeri ini," ujarnya.