Ketua MPR: Kita Harus Merdeka dari Kemiskinan dan Kebodohan
VIVA.co.id - Ketua MPR Zulkifli Hasan menyatakan bahwa lahirnya Undang Undang Dasar 1945 merupakan buah puncak perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah kala itu. Semangat untuk merdeka begitu kental terasa dalam UUD 1945.
Kondisi ini terlihat dari empat amanat penting yang dituangkan dalam konstitusi, yakni semangat untuk menentukan nasib sendiri, percaya kepada bangsa sendiri, membela diri sendiri dan non-kooperasi. Oleh karena itu, peringatan Hari Konstitusi dipandang penting di tengah situasi bangsa yang tengah menghadapi tantangan dan dinamika.
"Saya ingin menegaskan, kita telah mengukuhi Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai buku suci. Namun apakah kita benar-benar telah senyawa dengan konstitusi?" ujar Zulkifli dalam pidato yang disampaikannya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2016.
Ia melihat saat ini kepentingan individu, kelompok dan golongan berada di atas kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karenanya, Zulkifli mengajak kembali seluruh elemen masyarakat merenungkan kembali cita-cita mulia para pendiri bangsa.
"Kita tidak boleh melupakan sejarah awal terbentuknya konstitusi sebagai landasan negara serta membangun kesadaran berkonstitusi dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara di kemudian hari," kata Zulkifli.
Zulkifli menegaskan bahwa Indonesia harus kembali ke semangat konstitusi. Meskipun saat ini, tantangan yang dihadapi sudah berbeda.
"Jika dulu untuk memerdekakan diri dari kolonialisme, maka kini harus memerdekakan rakyat dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan."
Hadir dalam peringatan Hari Konstitusi ini antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua BPK Harry Azhar Azis, Ketua MK Arief Hidayat, para menteri Kabinet Kerja dan para tamu undangan lainnya.