Bersarung, Ribuan Santri Ponpes Sidogiri Upacara HUT RI

Suasana upacara di Pondok Pesantren Sidogiri, Desa Sidogiri, Kecamatan Kraton, Pasuruan, Jawa Timur, pada Rabu (17/08/2016).
Sumber :
  • Ilham Wahyudi untuk VIVA.co.id

VIVA.co.id – Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-71 serentak dirayakan di seluruh pelosok negeri. Di Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Desa Sidogiri, Kecamatan Kraton, Pasuruan, Jawa Timur, ribuan santri melaksanakan upacara kemerdekaan di Lapangan Desa Sidogiri.

Uniknya, busana yang dipakai peserta upacara di Ponpes Sidogiri ialah sarung berwarna hijau dan baju koko plus peci warna putih. Dipimpin salah seorang pengurus pesantren, Iswanto, upacara dimulai pukul 07.00 pagi pada Rabu, 17 Agustus 2016, di Lapangan Desa Sidogiri.

Upacara di pesantren salaf terbesar di Jatim yang berdiri pada 1745 itu berlangsung khidmat. Begitu bendera merah putih berkibar di tiang yang berada di tengah lapangan, gerak hormat dilakukan secara tegas oleh peserta upacara.

"Upacara di Pondok Pesantren Sidogiri pakai sarung hijau dan baju putih. Itu busana kebesaran pondok kami. Artinya, hijau-putih untuk merah-putih. Santri untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata salah seorang anggota keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Ilham Wahyudi, kepada VIVA.co.id.

Suasana khidmat tambah terasa ketika pemimpin upacara meminta peserta untuk mendoakan para pahlawan kemerdekaan yang gugur saat melawan penjajah. Santri peserta upacara khusyuk saat berdoa.

Salah satu pengasuh Ponpes Sidogiri, KH Abdul Djalil Fadil, gugur karena ditembak oleh tentara Belanda pada 1948. Menurut cerita, Pengasuh Ponpes Sidogiri kesembilan itu ditembak pasukan Belanda saat mengimami Salat Subuh di masjid pesantren, tepat saat membaca doa qunut.

Belanda mengincar Kiai Abdul Djalil karena menyembunyikan informasi keberadaan adik iparnya, Kiai Sa'dullah bin Nawawi, dari kejaran pasukan Belanda. Kiai Sa'dullah dicari Belanda karena menjadi Komandan Hizbullah yang kala itu bergerilya di Malang, Jawa Timur.