Menhub Mesti Antisipasi Ketidaksiapan Terminal 3 Ultimate

Genangan air di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta. Bandara ini baru beroperasi satu minggu yang lalu.
Sumber :
  • Twitter @Cobeh64

VIVA.co.id – Anggota Komisi V DPR RI Syarif Abdullah Alkadrie, menilai persoalan banjir dan kesiapan penggunaan fasilitas Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, merupakan pekerjaan rumah yang besar untuk Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. 

Menurutnya, sebagai mantan Direktur Angkasa Pura II dan berpengalaman di bidang konstruksi, Budi Karya mestinya bisa memperkirakan potensi masalah yang muncul di bandara ini sebelumnya.

"Apalagi beliau mantan Dirut Angkasa Pura II. Berarti beliau tahu secara menyeluruh terhadap proses pembangunan terminal 3," kata Syarif di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 15 Agustus 2016.

Dia mengatakan untuk mendeteksi kelemahan lainnya, harus ada inspeksi langsung ke bandara yang baru beroperasi 9 Agustus 2016 lalu. Dia sendiri mengaku telah melakukannya. Sebab, banyak penumpang dari daerah pemilihannya mengeluhkan kurangnya fasilitas terminal ini, dan menilai operasionalnya dipaksakan.

"Pada ribut hari pertama. Ada delay 4 jam. Ada barang tertinggal. Saya masih di dapil, banyak teman-teman, ternyata mereka terlambat. Semua mengeluhkan itu. Hari kedua saya langsung cek ke terminal 3 dengan beberapa pihak AP II," kata Syarif.

Dia menilai fasilitas yang tersedia memang terlihat dipaksakan. Indikasinya terlihat dari pemasangan karpet yang masih belum sempurna, ruang tunggu panas, hingga internet tidak berfungsi. Persoalan ini semestinya tak terjadi jika bandara itu sudah dinyatakan layak beroperasi.

"Apalagi kemarin sampai bocor dan banjir, sangat memalukan. Saya berharap ada evaluasi secara menyeluruh terhadap pihak-pihak terkait," pintanya.

Syarif pun mendesak Komisi V DPR secara kelembagaan, bisa meninjau langsung kesiapan operasional Terminal 3 Ultimate Soekarno-Hatta. Sebab, keberadaan terminal yang digadang-gadang kecanggihannya setara dengan bandara internasional di luar negeri ini, memberikan dampak positif pada negara.

"Saya kira lebih baik secepatnya, setelah reses," ungkap Syarif.

Sebelumnya, PT Angkasa Pura II menjelaskan alasan terjadinya banjir di kawasan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta. Banjir terjadi akibat adanya sumbatan di drainase atau saluran air.

Kepala Humas Angkasa Pura II, Agus Haryadi, mengatakan genangan muncul karena hujan deras yang mengguyur Tangerang, sehingga semburan muncul dari lantai di mana titik sumbatan tersebut berada.

"Jadi, ada sumbatan di drainase. Nah, tadi kan posisinya hujan, dan barangkali cukup deras. Ada saluran air yang tersumbat," kata Agus saat dikonfirmasi VIVA.co.id, Minggu, 14 Agustus 2016.