Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging

Nyamuk gigit kulit manusia.
Sumber :
  • U-Report
VIVA.co.id
- Fenomena perubahan iklim diprediksi ikut memicu kenaikan penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Kondisi cuaca tak menentu, membuat nyamuk penular DBD mudah berkembang dan menyerang manusia.


Di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Perubahan iklim telah mendongkrak jumlah penderita DBD. Catatan Dinas Kesehatan setempat, hingga semester kedua tahun 2016, sudah ada 1.250 orang yang terserang DBD.


Meski dilaporkan belum ada korban meninggal akibat DBD, namun jumlah itu melonjak tajam dibanding serangan tahun 2015, yang hanya menimpa 1.441 orang dan menyebabkan korban meninggal sebanyak 13 orang.


Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Bantul, Pramudi, menyebutkan kemungkinan jumlah penderita DBD di daerahnya bisa jadi akan mengalami kenaikan.


Guyuran hujan yang terjadi beberapa waktu ini berpotensi memunculkan sarang-sarang baru bagi nyamuk untuk berkembang biak. Terutama, perkembangbiakan nyamuk di pekarangan dan perkebunan warga.

Sebab, nyamuk pembawa virus DBD hanya cukup memanfaatkan lubang berisi air di atas pepohonan, nyamuk DBD dapat bertelur. Begitu pula di atas tumpukan dedaunan. "Jenis nyamuk ini mudah berkembang," kata Pramudi.


Untuk itu ia mengingatkan agar setiap warga rajin untuk membersihkan pekarangannya. Seluruh benda yang berpotensi menampung air harus dikubur. Sebab, meski kini pemerintah kerap menggelar
fogging (pengasapan) atau pun memberikan obat, ternyata tidak efektif lagi. "Banyak nyamuk yang sudah resisten (kebal)," katanya.