Jusuf Kalla: Dakwah untuk Cari Sahabat, Bukan Cari Musuh
Sabtu, 6 Agustus 2016 - 13:13 WIB
Sumber :
- ANTARA/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id - Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) turut membuka acara Muktamar Nasional Rabithah Alawiyah ke-24 di Hotel Aston, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu, 6 Agustus 2016.
Dalam acara tersebut, JK menilai kalau dakwah harus dibawa kembali ke masa lalu, di mana dakwah dilakukan dengan berdagang, untuk mencari sahabat. Hal itu diharapkan, agar kekerasan tidak terjadi kembali kata dia.
"Kita, harus kembalikan transisi kepada sejarah dulu. Seperti saya dan bapak Quraish Shibab adalah pedagang. Karena, pedagang tidak akan mencari musuh, tapi sahabat. Saya harap, semua membawa dakwah kembali pada masa itu, sehingga, kekerasan tidak terjadi kembali," ujar JK dalam sambutannya Sabtu, 6 Agustus 2016.
Dia sangat menyayangkan negara-negara Islam saat ini sering berperang, yang menurutnya seperti negara Islam pada zaman Jahiliyah. Bahkan, JK menilai negara Islam zaman sekarang lebih parah dari pada zaman Jahiliyah dalam hal perang, lantaran banyaknya korban yang ditimbulkan pada perang zaman sekarang.
"Mungkin juga korbannya lebih banyak ketika perang saat ini kalau dibanding dengan perang zaman Jahiliyah," tambahnya.
Karena itu selain dengan upaya mendoakan umat Islam di dunia untuk kedamaian perang, ia juga mengatakan Indonesia harus mempraktikkan upaya mewujudkan kedamaian itu melalu dakwah.
Caranya yakni, tahun depan, akan dibangun universitas Islam Besar Indonesia.
"Karena bukan hanya ada di luar, di Yaman dan Mesir," katanya.
Baca Juga :
Dalam acara tersebut, JK menilai kalau dakwah harus dibawa kembali ke masa lalu, di mana dakwah dilakukan dengan berdagang, untuk mencari sahabat. Hal itu diharapkan, agar kekerasan tidak terjadi kembali kata dia.
"Kita, harus kembalikan transisi kepada sejarah dulu. Seperti saya dan bapak Quraish Shibab adalah pedagang. Karena, pedagang tidak akan mencari musuh, tapi sahabat. Saya harap, semua membawa dakwah kembali pada masa itu, sehingga, kekerasan tidak terjadi kembali," ujar JK dalam sambutannya Sabtu, 6 Agustus 2016.
Dia sangat menyayangkan negara-negara Islam saat ini sering berperang, yang menurutnya seperti negara Islam pada zaman Jahiliyah. Bahkan, JK menilai negara Islam zaman sekarang lebih parah dari pada zaman Jahiliyah dalam hal perang, lantaran banyaknya korban yang ditimbulkan pada perang zaman sekarang.
"Mungkin juga korbannya lebih banyak ketika perang saat ini kalau dibanding dengan perang zaman Jahiliyah," tambahnya.
Karena itu selain dengan upaya mendoakan umat Islam di dunia untuk kedamaian perang, ia juga mengatakan Indonesia harus mempraktikkan upaya mewujudkan kedamaian itu melalu dakwah.
Caranya yakni, tahun depan, akan dibangun universitas Islam Besar Indonesia.
"Karena bukan hanya ada di luar, di Yaman dan Mesir," katanya.