Wiranto Usulkan 3 Negara Ini Kerja Sama Operasi di Darat

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto.
Sumber :
  • Moh. Nadlir/VIVA.co.id
VIVA.co.id - Menteri pertahanan (menhan) dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina mengadakan pertemuan trilateral di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, 1-2 Agustus 2016. Mereka membahas realisasi kerja sama pengamanan maritim di perairan Filipina Selatan.

Terkait itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jenderal (Purn) Wiranto, mengusulkan agar tiga negara tersebut tak hanya kerja sama pengamanan di wilayah maritim.

Menurut Wiranto, Indonesia, Filipina dan Malaysia perlu membuat kerja sama operasi militer penyelamatan sandera di darat. Hal itu berkaca dari hambatan pembebasan sandera yang dialami oleh militer Indonesia.

"Saya memberikan masukan, bicara soal kerja sama operasi darat. Mereka kan merampok di laut dibawa ke darat. Kalau diselesaikan di laut, kalau di darat enggak ada kerja sama gimana?" ujar Wiranto di Jakarta, Selasa, 2 Agustus 2016.

Wiranto mengemukakan, langkah operasi penyelamatan yang akan dilakukan oleh militer Indonesia, dalam hal ini TNI, ditentukan kerja sama tersebut.

"Operasi itu butuh kesepakatan karena melintasi yurisdiksi wilayah lain. Jadi MoU (nota kesepahaman) itu penting. Kalau kami melintasi negara lain tapi enggak pakai MoU misalnya, kami nyelonong ke sana (Filipina), nyerang Abu Sayyaf, kalau enggak ada kesepakatan gimana?" ujarnya.

Hadir dalam pertemuan forum The 3rd Trilateral Defence Ministers’ Meeting  tersebut, Menteri Pertahanan Filipina Delfin N Lorenzana, Menhan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Tun Husein, dan Menhan Indonesia Ryamizard Ryacudu.

Pertemuan tersebut merupakan kelanjutan pertemuan yang telah diadakan sebelumnya, yaitu pertemuan pertama di Laos, di sela-sela forum ASEAN Defence Minister Meeting (ADMM), Mei 2016 dan pertemuan kedua di Filipina, Juni 2016.

Seperti diketahui, sampai saat ini ada 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Tiga WNI disandera ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, negara bagian Malaysia, Sabtu, 9 Juli 2016. Mereka adalah anak buah kapal (ABK) pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia.

Sebelum penyanderaan tiga WNI, tujuh ABK WNI lebih dulu disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina Selatan. Penyanderaan itu terjadi pada Senin, 20 Juni 2016. Selain membajak kapal, penyandera meminta tebusan sebesar Rp60 miliar.