Keputusan Jokowi Tolak Permintaan Erdogan Disambut Gembira

World Islamic Economic Forum (WIEF) Ke-12 Tahun 2016
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf
VIVA.co.id
- Sekolah Semesta Bilingual Boarding School, Semarang, Jawa Tengah, menyambut gembira penolakan Presiden Joko Widodo terkait permintaan Presiden Turki, Recep Erdogan, menutup sekolah-sekolah Indonesia yang dituding terkait Fethullah Gulen.


Kepala Sekolah Semesta Semarang, Moh Haris, mengaku sangat mengapresiasi keputusan pemerintah Jokowi yang tegas menolak penutupan sembilan sekolah, termasuk sekolah yang dipimpinnya. Menurutnya, keputusan itu menjadi penerang bahwa sekolahnya akan terus melakukan kegiatan pendidikan seperti sedia kala.


"Ini menjadi penegasan luar biasa dan disambut gembira oleh orang tua murid. Selanjutnya, kegiatan belajar mengajar tidak akan terpengaruh dan tetap jalan terus," kata Haris di Semarang, Selasa, 2 Agustus 2016.


Komitmen untuk tidak menutup sekolah seperti permintaan pemerintah Turki, kata Haris, telah dilakukan jauh-jauh hari. Bahkan, pihak Dewan Pembina Yayasan Indonesian Bilingual Boarding School yang menaungi sembilan sekolah telah menyatakan sikap untuk menolak.

"Kita telah bertemu bersama serta berkomitmen tidak akan menutup sekolah. Dan pemerintah juga sudah tidak akan menutup," ujarnya.

Lebih jauh, sejumlah sekolah dalam waktu dekat berencana menyampaikan nota keberatan kepada Pemerintah Turki terkait sebutan teroris yang dianggap menyakitkan.

Penyampaian nota itu akan lebih dulu berkonsultasi dengan Kementerian Luar Negeri. "Hari Kamis besok kita akan audiensi ke Kemenlu. Intinya minta masukan, apakah perlu kita sampaikan nota keberatan," katanya.


Untuk mengembalikan pandangan miring sekolah, lanjut Haris, pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Komisi VI DPR akan melakukan kunjungan ke sekolah Semesta. Sejumlah pihak tersebut bermaksud memberikan pemahaman serta menenangkan anak didik, guru dan orangtua terkait isu yang tengah berkembang.


"Karena memang sebelum ini, sekolah sempat terganggu. Mulai tukang cuci, satpam dan pegawai lain sempat ketakutan. Mereka takut kalau sekolah ditutup," jelasnya.


Seperti diketahui, Kedutaan Besar Turki di Indonesia merilis sembilan sekolah yang diduga terkait Fethullah Gulen.  Pemerintah Turki pimpinan Recep Erdogan menuduh Gullen sebagai teroris dan punya pengaruh di Indonesia lewat sekolah-sekolah Bilingual Boarding School. Turki beranggapan sembilan sekolah Indonesia karena bernaung di bawah Yayasan Pacific Nations Social and Economic Development Association (Pasiad), milik Gulen.