Bebaskan Sandera Abu Sayyaf, Pemerintah Pilih Diplomasi
Senin, 1 Agustus 2016 - 17:04 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon
VIVA.co.id - Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (Dirjen PWNI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Mohammad Iqbal menyatakan, pihaknya masih mengupayakan pembebasan korban penyanderaan kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina.
Dia menyebut, pihaknya masih akan mengedepankan upaya diplomasi dalam pembebasan itu.
Baca Juga :
"Kita menyebutnya diplomasi total. Semua aspek dilakukan, bahkan pemerintah saat ini bersatu semua. TNI, Polri, Kemenlu (Kementerian Luar Negeri), semua punya strategi yang sama di bawah krisis center, semua strategi jadi satu," ujar Iqbal di Gedung Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Senin 1 Agustus 2016.
Menurut Iqbal, saat ini, yang menjadi prioritas bagi pemerintah adalah keselamatan para WNI yang menjadi sandera. Pemerintah akan berusaha keras dalam melakukan pembebasan. Namun, pembebasan para sandera itu tidak akan dilakukan dengan menggunakan uang tebusan.
"Pemerintah tidak pernah berurusan dengan tebusan, bagi pemerintah prioritasnya keselamatan," sebut dia.
Lebih lanjut, Iqbal menyebut, perusahaan kapal juga akan ikut berkontribusi dalam pembebasan tujuh orang Anak Buah Kapal (ABK) Tugboat Charles 001 asal Samarinda, Kalimantan Timur, yang disandera Abu Sayyaf. "Perusahaan sudah komitmen, keselamatan dan melakukan yang terbaik dalam membebaskan sandera. Mohon doanya ya," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak tujuh orang dari 13 ABK Tugboat Charles 001 asal Samarinda, Kalimantan Timur, disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Aksi penyanderaan warga Indonesia oleh milisi Abu Sayyaf ini, merupakan yang ketiga selama 2016. (asp)