KSAD: Kerusuhan Tanjungbalai Akibat Pemahaman Sempit
Senin, 1 Agustus 2016 - 14:15 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Mulyono, menyatakan bahwa kondisi Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, dipastikan kondusif setelah peristiwa kerusuhan dan pembakaran delapan vihara (tempat ibadah umat Buddha) pada Jumat, 29 Juli 2016.
"Insya Allah, sudah kondusif situasinya sekarang," kata Mulyono kepada wartawan seusai melantik 648 Perwira Muda di Lapangan Wiradhika Secapa Angkatan Darat di Bandung, Jawa Barat, pada Senin, 1 Juli 2016.
Pimpinan Polri dan TNI sudah meninjau langsung lokasi kerusuhan di Tanjungbalai dan merangkul tokoh agama, pemuda, masyarakat pribumi untuk berperan aktif menjaga keamanan di wilayahnya.
Menurutnya, kericuhan yang melibatkan beberapa massa sebenarnya tidak perlu terjadi karena permasalahan muncul dari kesalahpahaman. "Itu sebenarnya miscommunication (kesalahpahaman). Pemahaman sempit sehingga seperti itu,” ujarnya.
Kerusuhan itu terjadi pada Jumat malam, 29 Juli 2016. Peristiwa itu dipicu volume pengeras suara dari sebuah masjid, Masjid Al Makshum, di Jalan Karya, Kelurahan TB Kota I, Kecamatan Tanjungbalai Selatan.
Baca Juga :
Seorang warga etnis Tionghoa berinisial M (41 tahun) dikabarkan menegur pengurus masjid itu agar mengurangi volume pengeras suara. Namun M disebut menegur dengan cara kasar kepada jemaah sehingga pengurus masjid itu tersinggung.
Peristiwa itu melebar menjadi pergerakan massa dan warga mengamuk. Massa, terutama kalangan muda, membakar dan merusak beberapa vihara di Tanjungbalai. Massa juga merusak dan membakar sejumlah mobil dan sepeda motor serta becak motor.
Delapan vihara yang dirusak massa
1. Vihara di Pantai Amor
2. Vihara di jalan Sudirman
3. Vihara di Jalan Hamdoko
4. Vihara di Jalan KS Tubun
5. Vihara di Jalan Imam Bonjol
6. Vihara di Jalan WR Supratman
7. Vihara di Jalan Ahmad Yani
8. Vihara di Jalan Ade Irma