Sragen School Sudah Putus Hubungan dengan Yayasan Turki
Sabtu, 30 Juli 2016 - 11:50 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq
VIVA.co.id - Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) menjadi salah satu sekolah yang masuk dalam daftar lembaga pendidikan yang dipayungi NGO Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (Pasiad) Turki.
SBBS sudah menghentikan kerja sama dengan Pasiad sejak tahun 2015 dengan alasan menyalahi administrasi yang diatur Kementerian Pendidikan.
Pasiad memiliki hubungan dengan Fethullah Gullen. Tokoh itu dituduh Presiden Turki, Tayyib Erdogan, sebagai dalang kudeta Turki beberapa waktu lalu
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SBBS, Ari Mayang, mengakui memang bekerja sama dengan Pasiad Turki sejak sekolah itu berdiri. Sekolah yang didirikan Pemkab Sragen itu menghentikan kerja sama sejak November 2015.
"Sejak awal sekolah ini dibangun pada 2008 memang kerja sama dengan Pasiad. Kemudian tahun 2015, kami menerima surat dari Kemendikbud untuk menghentikan kerja sama dengan Pasiad. Alasannya, Pasiad ini adalah LSM atau NGO, bukan lembaga pendidikan asing," kata Ari ketika ditemui di Sragen pada Jumat malam, 29 Juli 2016.
SBBS mematuhi larangan itu. Mereka pun menghentikannya. Lantas SBBS berkonsultasi dengan Pasiad untuk mengisi kekosongan lembaga pendidikan asing. Akhirnya dipilihlah sebuah lembaga pendidikan asing dari Australia yang bernama Amity College.
"Setelah izinnya Pasiad dicabut, Pasiad pun memberikan rekomendasi untuk lembaga pendidikan asing Amity College Australia. Tetapi saat ada visitas Kemendikbud ke Sragen menginformasikan jika Amity itu juga sama dengan Pasiad. Kemendikbud juga setahun mulai mengetahui jika Pasiad bermasalah dengan pemerintah Turki," jelasnya.
Kementerian menyarankan supaya sekolah-sekolah di Indonesia yang bekerja sama dengan Pasiad, seperti halnya di Sragen itu untuk dihentikannya.
Baca Juga :
"Saat dengan Amity orang-orangnya ekspatriat yang mengajar juga orang Pasiad. Orangnya sama cuma beda nama lembaganya," ujar Ari.
Setelah bekerja sama sejak November 2015, Ari pun mengungkapkan bahwa akhir Juni lalu kerja sama dengan Amity College juga berakhir. "Satu tahun dengan Amity sejak Juni lalu sudah putus total dengan mereka dan tidak berhubungan lagi," ujar Ari.
Kini, memulai tahun ajaran baru, SBSS Sragen menjajaki kerja sama dengan lembaga pendidikan asing lain. Aktivitas sekolah pun berjalan seperti biasa.
"Sekolah ini tidak ditutup karena ini statusnya sekolah negeri. Pendanaannya pun dulunya dari APBD Sragen,” kata Ari.
Sembilan sekolah
Sebelumnya, pemerintah Turki menyebutkan ada sembilan lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia yang terkait Organisasi Teroris Fethullah (FETO).
FETO adalah sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Gulen, yang gagal melakukan kudeta beberapa waktu lalu. Gulen pun diketahui telah mengasingkan diri di Amerika Serikat.
Melalui siaran pers yang dirilis di laman Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia pada Kamis, 28 Juli 2016, diuraikan nama-nama kesembilan lembaga yang dimaksudkan itu, antara lain:
- Pribadi Bilingual Boarding School di Depok dan Bandung, Jawa Barat.
- Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangerang Selatan, Banten.
- Semesta Bilingual Boarding School di Semarang, Jawa Tengah.
- Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta
- Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, Jawa Tengah.
- Fatih Boy’s School dan Fatih Girl’s School di Banda Aceh, Aceh.
- Banua Bilingual Boarding School di Kalimantan Selatan.
(ase)