Kronologi Kerusuhan di Karo yang Menewaskan Seorang Warga

Ilustrasi kebakaran.
Sumber :
  • ANTARA/M Risyal Hidayat
VIVA.co.id
- Protes pembongkaran pagar di lahan relokasi Mandiri tahap II di Dusun Lingga Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sabtu malam, 29 Juli 2016, berakhir ricuh. Seorang warga dikabarkan tewas atas kericuhan tersebut.


Berdasarkan informasi yang diperoleh
VIVA.co.id
, warga yang berada di Dusun Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, mempertanyakan atas pembokaran pagar yang dibangun swadaya masyarakat. Namun, tidak ada jawaban yang memuaskan dari pihak pengembang.


Alhasil, puluhan warga mengamuk. Selanjutnya, terjadi pengrusakan dan pembakaran beko atau eskapator (alat berat) merek Hitachi. Kemudian, protes dilakukan dengan melakukan pemblokiran jalan di daerah tersebut.


"Setelah massa bubar diketahui ada yang meninggal dunia umur

berkisar 40 tahun dan sedang diidentifikasi," ujar Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Rina Sari Ginting kepada
VIVA.co.id
melalui pesan singkat, Sabtu dini hari, 30 Juli 2016.


Rina menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Pada pukul 12.30 WIB, pelaksanaaan pembongkaran pagar oleh pihak pengembang menggunakan 1 unit alat berat dengan panjang lebih kurang 150 meter dan lebar 4 meter yang dipandu oleh pihak pengembang.

"Adapun pagar yang dibongkar tersebut adalah pagar yang sebelumnya dipasang oleh masyarakat Desa Lingga yang mengklaim bahwa itu adalah jalan pemotongan menuju Desa Lingga," ujar Rina.

Kemudian, pukul 14.20 WIB, kegiatan pembongkaran pagar selesai, situasi aman dan kondusif. Selanjutnya, pukul 14.30 WIB, Sekdes Lingga atas nama Lotta Sinulingga datang ke pos polisi setempat untuk memprotes tindakan yang dilakukan oleh pengembang.

"Pukul 14.45 WIB oleh masyarakat Desa Lingga lebih kurang 150 orang

terdiri dari kaum ibu-ibu dan laki laki dewasa melakukan pemblokiran jalan umum, tepatnya di depan tenda pos polisi yang mengakibatkan jalan Kabanjahe Simpang Empat macet total," kata Rina.


Pukul 15.30 WIB, massa membuka jalan dan bersama-sama menuju ke lokasi pagar yang sudah dibongkar dan berencana akan melakukan pemagaran kembali.


"Pukul 18.00 WIB, datang masyarakat berkisar 400 orang dari arah lokasi pemagaran menuju ke arah tenda pos polisi sambil berkata 'serang, bunuh, bakar,'. Anggota Polri yang ada di tenda berkisar 15 orang lari ke Polres Tanah Karo untuk meminta bantuan," tutur Rina.


Kemudian, pada saat personel meminta bantuan, masyarakat membakar tenda pos polisi dan alat berat warna kuning hingga terbakar sampai 50 persen.


"Pada saat personel bantuan tiba di TKP, beko dan tenda polisi telah

terbakar, sehingga diminta bantuan ke pemadam kebakaran untuk

memadamkannya," kata Rina.


Dia menambahkan kini kondisi Kabupaten Karo sudah kondusif dan aman. Untuk mencegah kerusuhan susulan, Polda Sumatera Utara mengerahkan tambahan personel ke lokasi kejadian. (ase)