Polri dan TNI Selidiki Kasus Salah Tembak Tentara di Poso
Kamis, 28 Juli 2016 - 13:29 WIB
Sumber :
- Aldrim Thalara/Poso
VIVA.co.id - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) mulai menyelidiki kasus penembakan prajurit di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Tim investigasi dari kedua institusi itu tiba di Poso pada Kamis, 28 Juli 2016.
Tim itu terdiri Kepala Korps Brimob Mabes Polri, Kasdam Dan Puspom serta Dan Pus Intelad TNI Angkatan Darat. Kedatangan mereka disambut langsung para perwira Satgas Operasi Tinombala 2016, termasuk Brigadir Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi, Kepala Polda Sulawesi Tengah, sekaligus penanggung jawab Operasi Tinombala 2016.
Rombongan tim investigas itu kemudian menuju Posko Operasi Tinombala 2016 Sektor II Tokorondo di Kecamatan Poso Pesisir. Di tempat itu mereka bertemu para personel TNI dan Polri. Namun, pertemuan itu tertutup untuk wartawan.
Setelah meninjau kondisi pasukan di Pos Komando Sektor II Tokorondo, rombongan kemudian kembali ke Markas Kepolisian Resor Poso. Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVA.co.id, tim investigasi gabungan itu baru akan merumuskan langkah-langkah yang akan diambil.
Tim gabungan dari Mabes Polri dan Mabes TNI di Poso itu adalah respons atas permintaan Satgas Operasi Tinombala 2016 untuk dilakukan investigasi penuh atas peristiwa tertembaknya Sersan Dua Muhammad Ilman, anggota Intel Korem 132 Tadulako yang turut dilibatkan dalam Operasi Tinombala 2016.
Baca Juga :
Dalam sebuah konferensi pers di Markas Polres Poso pada Rabu, 27 Juli 2016, Rudy Sufahriadi mengakui ada kesalahan prosedur di lapangan sehingga anggota Intel Korem 132 Tadulako itu tertembak dan kemudian meninggal dunia.
“Operasi yang berjalan sekian lama ini, antara TNI dan Polri, kita selalu menjaga kekompakan dengan hasil yang sudah nyata, toh masih ada kekurangannya. Ini akan diinvestigasi, baik dari Mabes Polri mupun dari Mabes TNI” kata Rudi
Satgas OperasiTinombala 2016 menolak menjelaskan kronologi peristiwa dan pelaku penembakan. Tembakan yang menewaskan anggota Intel TNI itu ditengarai bukan berasal dari anggota kelompok bersenjata, namun justru berasal dari aparat.
Aldrim Thalara/Poso
(ren)