Sebelum Dieksekusi, Abina Ingin Mengaji Bersama Anak Yatim

petugas kepolisian bersenjata berjaga di Dermaga Penyeberangan Wijaya Pura, Cilacap, Jateng
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Solihin

VIVA.co.id – Menjelang eksekusi mati Jilid III, para terpidana mati mulai mengutarakan keinginan terakhirnya. Salah satu terpidana mati itu adalah Abina Nwajaen. Terpidana mati kasus narkoba itu ingin mengadakan pengajian dengan anak yatim sebelum menghadapi regu tembak. 

Pantauan VIVA.co.id, belasan anak yatim menumpang mobil bak terbuka tampak masuk ke dalam dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis, 28 Juli 2016, sekitar pukul 11.00 WIB. Para anak yatim yang mengenakan baju koko dipadu dengan kopiah putih itu langsung menyeberang ke Nusakambangan.

Sopir mobil tersebut mengatakan, ada 12 anak yatim yang dibawanya. Mereka datang dari Panti Asuhan Al Mukhtar di daerah Adipala, Cilacap, Jawa Tengah. "Ini permintaan terakhir Abina, dia ingin mengadakan pengajian bersama dengan anak yatim," kata sopir yang tak ingin disebutkan namanya itu.

Pria yang juga pengurus panti itu  mengungkapkan, Abina merupakan donatur yang sering memberikan sumbangan ke panti asuhan pimpinan K.H Tamam tersebut. Menurutnya, sejak divonis mati, perilaku Abina sudah berubah dan lebih rajin beribadah. 

"Permintaan dia itu, dia berharap agar eksekusi mati ditunda, terus dia juga ingin melaksanakan pengajian dengan anak yatim. Kami dari pihak yayasan mencoba membantu agar Abina dapat menggelar pengajian dengan anak yatim," ujarnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia akan melakukan eksekusi mati tahap ketiga terhadap para terpidana hukuman mati di Nusakambangan. Rencananya, ada 14 terpidana yang akan dieksekusi. Eksekusi dijadwalkan akan dilakukan Jumat, 29 Juli 2016.