Ini Sosok Muhadjir Effendy, Pengganti Anies Baswedan
Rabu, 27 Juli 2016 - 18:05 WIB
Sumber :
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA.co.id - Ada beberapa wajah baru dalam reshufle kabinet jilid II pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, salah satunya Muhadjir Effendy. Dia menggantikan posisi Anies Baswedan sebagai menteri Pendidikan da Kebudayaan RI.
Muhadjir Effendy, sebelumnya dikenal sebagai Rektor Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) mulai tahun 2000 hingga 2016. Selain itu pada tahun 2015 ia didapuk menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhamadiyah bidang Pendidikan, Penelitian, Pengembangan, dan Kebudayaan.
Pada Muktamar Muhamadiyah tahun 2015 di Makassar, ia terpilih sebagai salah seorang dari 13 formatur untuk bermusyawarah memilih ketua umum Muhammadiyah. Muhadjir merupakan seorang sosiolog yang ahli di bidang militer dan sekaligus sebagai intelektual muslim.
Karier di UMM diawali sebagai karyawan honorer, dosen, dan kemudian mulai menjabat sebagai Pembantu Rektor III sejak tahun 1984. Pada tahun 1996, dia dipercaya oleh UMM menjadi Pembantu Rektor I dan berakhir pada tahun 2000 saat dia terpilih menjadi rektor.
Selain mengajar di Fakultas, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM, Muhadjir juga sebagai dosen tetap di Fakultas Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Malang (UM).
Ia juga dikenal sebagai seorang kolumnis yang banyak menyoroti masalah agama, pendidikan, sosial, politik dan juga tentang kemiliteran. Kemampuannya menulis esai didasari oleh pengalaman sewaktu mahasiswa sebagai seorang wartawan yang membidani lahirnya "Komunikasi", koran kampus di tempatnya kuliah dan mengajar Universitas Negeri Malang (UM) dan koran kampus Bestari di UMM.
Kegiatan sosial banyak dilakukan dengan perannya sebagai pengurus Muhammadiyah mulai tingkat ranting hingga Pengurua Pusat Muhammadiyah. Selain itu ia juga dipercaya menjadi salah satu anggota Badan Narkotika Nasional, Pendekar Tapak Suci, Pengurus HMI, Dewan Penasehat Asosiasi Wartawan Indoensia wilayah Malang Raya, dan bahkan sempat mengabdikan di bidang politik sebagai salah satu Ketua di Dewan Pakar Golkar daerah Malang.
Muhadjir Effendy dilahirkan di Madiun, tanggal 29 Juli 1956, putra ke-6 (dari 9 bersaudara) dari Soeroja dan Sri Soebita. Setelah menempuh pendidikan formal mulai Sekolah Dasar di daerah asalnya, Muhadjir kemudian melanjutkan kuliah di IAIN Malang dan memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) tahun 1978.
Selanjutnya dia menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana di IKIP Negeri Malang tahun 1982. Pendidikan strata 2 diselesaikan di Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar MagisterAdministrasi Publik (MAP) tahun 1996.
Tahun 2008, Muhadjir berhasil menyelesaikan pendidikan strata 3 pada Jurusan Ilmu-ilmu Sosial dan memperoleh gelar doktor bidang sosiologi militer di Program Doktor Universitas Airlangga. Selain pendidikan formal, dia juga beberapa kali mengikuti kursus di luar negeri, antara lain di National Defence University, Washington DC (1993) dan di Victoria University, British Columbia, Canada (1991).
Muhadjir menikah dengan Suryan Widati dan dikaruniai tiga anak, yakni Muktam Roya Azidan (11), Senoshaumi Hably (10) dan Harbantyo Ken Najjar (4). Kini ia mempunyai tugas memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.
Baca Juga :
Muhadjir Effendy, sebelumnya dikenal sebagai Rektor Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) mulai tahun 2000 hingga 2016. Selain itu pada tahun 2015 ia didapuk menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhamadiyah bidang Pendidikan, Penelitian, Pengembangan, dan Kebudayaan.
Pada Muktamar Muhamadiyah tahun 2015 di Makassar, ia terpilih sebagai salah seorang dari 13 formatur untuk bermusyawarah memilih ketua umum Muhammadiyah. Muhadjir merupakan seorang sosiolog yang ahli di bidang militer dan sekaligus sebagai intelektual muslim.
Karier di UMM diawali sebagai karyawan honorer, dosen, dan kemudian mulai menjabat sebagai Pembantu Rektor III sejak tahun 1984. Pada tahun 1996, dia dipercaya oleh UMM menjadi Pembantu Rektor I dan berakhir pada tahun 2000 saat dia terpilih menjadi rektor.
Selain mengajar di Fakultas, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM, Muhadjir juga sebagai dosen tetap di Fakultas Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Malang (UM).
Ia juga dikenal sebagai seorang kolumnis yang banyak menyoroti masalah agama, pendidikan, sosial, politik dan juga tentang kemiliteran. Kemampuannya menulis esai didasari oleh pengalaman sewaktu mahasiswa sebagai seorang wartawan yang membidani lahirnya "Komunikasi", koran kampus di tempatnya kuliah dan mengajar Universitas Negeri Malang (UM) dan koran kampus Bestari di UMM.
Kegiatan sosial banyak dilakukan dengan perannya sebagai pengurus Muhammadiyah mulai tingkat ranting hingga Pengurua Pusat Muhammadiyah. Selain itu ia juga dipercaya menjadi salah satu anggota Badan Narkotika Nasional, Pendekar Tapak Suci, Pengurus HMI, Dewan Penasehat Asosiasi Wartawan Indoensia wilayah Malang Raya, dan bahkan sempat mengabdikan di bidang politik sebagai salah satu Ketua di Dewan Pakar Golkar daerah Malang.
Muhadjir Effendy dilahirkan di Madiun, tanggal 29 Juli 1956, putra ke-6 (dari 9 bersaudara) dari Soeroja dan Sri Soebita. Setelah menempuh pendidikan formal mulai Sekolah Dasar di daerah asalnya, Muhadjir kemudian melanjutkan kuliah di IAIN Malang dan memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) tahun 1978.
Selanjutnya dia menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana di IKIP Negeri Malang tahun 1982. Pendidikan strata 2 diselesaikan di Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar MagisterAdministrasi Publik (MAP) tahun 1996.
Tahun 2008, Muhadjir berhasil menyelesaikan pendidikan strata 3 pada Jurusan Ilmu-ilmu Sosial dan memperoleh gelar doktor bidang sosiologi militer di Program Doktor Universitas Airlangga. Selain pendidikan formal, dia juga beberapa kali mengikuti kursus di luar negeri, antara lain di National Defence University, Washington DC (1993) dan di Victoria University, British Columbia, Canada (1991).
Muhadjir menikah dengan Suryan Widati dan dikaruniai tiga anak, yakni Muktam Roya Azidan (11), Senoshaumi Hably (10) dan Harbantyo Ken Najjar (4). Kini ia mempunyai tugas memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.