Rusuh di Mapolres Sijunjung, Polisi dan Warga Beda Versi
- VIVA/Wahyudi Agus
VIVA.co.id - Razia helm yang dilakukan Polres Sijunjung Sumatera Barat pada Senin, 25 Juli 2016 lalu berbuntut panjang. Pasalnya, gara-gara menghindari razia tersebut seorang pengendara sepeda motor yang masih berusia 15 tahun bernama Alan Wahyudi tewas. Namun hingga saat ini penyebab meninggalnya korban masih dalam penyelidikan.
Buntut dari tewasnya bocah 15 tahun itu, ribuan warga menyerbu Mapolres Sijunjung, Selasa siang, 26 Juli 2016. Warga lalu merusak sejumlah fasilitas milik Polri, seperti Pos Polisi, baliho imbauan Polri yang ada di sepanjang jalan utama Kabupaten Sijunjung. Warga juga turut membakar ban di tengah jalan.
Menurut informasi yang diterima warga, korban tewas setelah terjatuh akibat ditendang oleh salah satu oknum Satlantas sehingga terjatuh dan menabrak trotoar. Korban ditendang karena tidak mau berhenti disetop polisi saat razia berlangsung.
Hal inilah yang membuat ribuan warga dari Nagari Muaro dan Nagari Pematan Panjang, Kecamatan Muaro Sijunjung dan sekitarnya berdemo hingga menyerang Mapolres Sijunjung.
Berbeda dengan versi warga, Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Barat, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Syamsi mengatakan, korban tewas karena terjatuh dari sepeda motor saat menghidari razia helm oleh Polres Sijunjung.
"Saat itu dia berusaha kabur setelah disetop polisi, namun korban mengalami kecelakaan tunggal, terjatuh dan saat dilarikan ke rumah sakit, korban tak tertolong dan meninggal," kata Kabid Humas Polda Sumatera Barat, AKBP Syamsi kepada VIVA.co.id, Rabu, 27 Juli 2016.
Sementara itu, terkait informasi berbeda yang diterima warga soal kematian Alan Wahyudi, Syamsi mengaku tetap akan menyelidikinya. "Kita akan selidiki kebenaran informasi tersebut, jika benar demikian maka kita akan tindak sesuai prosedur dan proses hukum yang berlaku. Namun Alhamdulillah hingga hari ini, Rabu, situasi sudah mulai kondusif," ujar dia.
Meski demikian, pihak Polda Sumbar tetap mengirimkan pasukan untuk pengamanan mapolres dari kesatuan Brimob Polda Sumbar sebanyak satu SSK, menjaga kemungkinan terburuk.
(mus)