Alasan Intelijen TNI Perlu Dilibatkan Berantas Teroris

Ilustrasi penangkapan oleh Densus 88
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A Pitaloka

VIVA.co.id – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fahri Hamzah menilai, perlu adanya keterlibatan TNI dalam penanggulangan terorisme khususnya untuk bidang intelijen militer.

"Intelijennya yang harus diperkuat. Selain intelijen sipil, intelijen militer bisa kita ajak terlibat. Ini bukan unsur keamanannya tapi juga pertahanannya," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Jumat 22 Juli 2016.

Ia menjelaskan, karena terorisme merupakan kegiatan bersenjata, maka salah satu pendekatannya memang harus dengan metode perang. Untuk itu, harus bisa dilacak siapa pemasok dan dari mana pasokan senjata teroris.

"Karena kita negara yang tidak diizinkan peredaran senjata ilegal. Tidak boleh ada orang yang pegang alat yang membahayakan kehidupan kita bersama yang bisa menjadi alat teror," kata Fahri.

Ia juga menyebut, terorisme sebagai ancaman yang datang dari luar negara. Contohnya, teroris Azahari Husin yang tak memiliki paspor dan KTP Indonesia. Teroris dari ini melakukan doktrin ke dalam negeri.

"Karena, serangan dari luar maka tentara punya hak untuk melawan orang yang datang dari luar dan rusak keamanan kita. Siapa yang berafiliasi dengan mereka maka kita sebut mereka orang yang datang dari kekuatan luar. Tentara berhak siapkan diri hadapi serangan dari luar," kata Fahri.

Meski begitu, ia mewanti agar jangan dijustifikasi dengan security approach yang berlebihan.