Santoso Tewas, Pasukan TNI Masih Disiapkan untuk Poso
- istimewa
VIVA.co.id – Satuan Komando Daerah Militer (Kodam) III Siliwangi termasuk yang turut dalam Operasi Tinombala II di Poso Sulawesi Tengah. Pasukan Kodam III Siliwangi akan dilibatkan untuk menumpas teroris Poso meskipun Santoso alias Abu Wardah yang memimpin teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) telah tewas beberapa hari lalu.
Panglima Kodam III Siliwangi, Mayjen TNI Hadi Prasodjo, menjelaskan, pasukan yang didelegasikan berasal dari Batalyon Infantri 300/Raider Banjar Kedaton. Pasukan ini merupakan satuan elite Infantri TNI Angkatan Darat.
"Berdasarkan perintah dari pimpinan TNI dan KASAD, Batalyon Infantri 300/Raider akan diberangkatkan ke Poso guna proses pergantian pasukan. Saat ini pasukan dari Yonif 300/Raider sedang menyiapkan pasukannya dengan melaksanakan latihan pratugas di Pusdikif Cipatat selama 21 hari mulai dari 18 Juli hingga 8 Agustus 2016 mendatang," kata Hadi di Makodam III Siliwangi, Bandung Jawa Barat, Rabu 20 Juli 2016.
Hadi mengatakan, pasukan ini dipersiapkan dengan mendapatkan pelatihan keterampilan dalam 3 tahapan yaitu latihan teknis, taktis dan drill tempur seperti navigasi darat, menembak taktis dan patroli.
"Kemarin pembukaan pralatihan dilakukan KASAD. Pasukan akan diberangkatkan secepatnya sesuai perintah pimpinan. Meski pemberangkatan belum dipastikan jadwalnya namun kesiapan dalam menghadapi tugas sudah kami lakukan untuk keberhasilan dalam sebuah operasi," ujarnya.
Hadi melanjutkan, arahan KASAD kepada 600 prajurit yang disiapkan yaitu agar prajurit TNI senantiasa melakukan tugas dengan baik agar keberhasilan operasi bisa berlangsung.
"KASAD menegaskan bahwa selain perwakilan Batalyon 300/Raider dari Kodam III/Siliwangi, juga akan diberangkatkan pasukan Yonif dari Kodam V/Brawijaya Yonif 514/ SY. Pemberangkatan prajurit ke medan tugas ini merupakan tugas berat tetapi sangat mulia," katanya.
Mabes TNI Angkatan Darat, menurutnya, pasti mendatangkan personel berpengalaman dan mengenal daerah-daerah rawan atau medan yang sulit dilalui dalam operasi ini.
"Sehingga ilmu yang didapat baik materi atau di lapangan dapat dipraktikkan secara nyata dalam tugas operasi menumpas para gerombolan atau pengacau keamanan di wilayah Poso," kata Hadi.