Pengamat: Santoso Itu Teroris Biasa
VIVA.co.id - Pengamat strategi dan pertahanan, Muhadjir Effendy mengatakan, Santoso alias Abu Wardah, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT), bukanlah sosok yang luar biasa dalam kelompok teroris di Indonesia.
"Menurut saya Santoso itu sosok yang biasa. Santoso besar karena ada yang membesar-besarkan," ujar Muhadjir kepada wartawan di Malang, Jawa Timur, pada Rabu, 20 Juni 2016.
Kematian Santoso memang melemahkan kelompok Santoso maupun jaringannya. Tetapi agenda pemberantasan terorisme tidak berhenti setelah petualangan Santoso berakhir. Pengikutnya masih berkeliaran meski tanpa pemimpin tetapi tetap menjadi ancaman.
"Tetapi (TNI dan Polri) mungkin sudah tidak perlu mengerahkan kejutan bersenjata besar-besaran. Justru kerja intelijen dan program pemulihan lingkungan akibat operasi keamanan bagi masyarakat sekitar harus lebih diintensifkan," kata mantan Rektor Universitas Muhamadiyah Malang itu.
Muhadjir mengingatkan, ada dampak lingkungan sosial yang terjadi dan pengalaman traumatis yang diderita warga Poso, Sulawesi Tengah, daerah basis operasi kelompok Santoso selama ini. "Komplotan Santoso bisa bertahan cukup lama, pasti karena bisa menanam dan mengembangkan pengaruhnya di masyarakat sekitar," ujarnya.
Dia berharap operasi pemberantasan komplotan Santoso harus juga dibarengi program pembersihan pengaruh kelompok itu. Upaya itu untuk memotong pasokan logistik dan jalur pengiriman senjata dari jaringan Santoso.
"Operasi yang dilakukan oleh aparat itu telah menimbulkan luka trauma di masyarakat Poso. Luka itulah yang harus diobati melalui program rehabilitasi sosial itu," kata Muhadjir.
(mus)