Rekomendasi IDAI Terkait Vaksin Ulang

Menteri Kesehatan Nila F Moelek
Sumber :
  • Dianty Winda

VIVA.co.id – Banyak orangtua yang mengaku masih tidak memahami vaksin ulang, baik kegunaan maupun kemungkinan adanya efek samping atau tata cara penggunaan vaksin palsu.

Meski banyak pihak berkompeten telah menjelaskan bahwa vaksin ulang tidak menimbulkan efek samping, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kembali menegaskan terkait vaksin ulang ini.

IDAI sendiri merekomendasikan untuk dilakukan vaksin ulang. Dalam rekomendasinya, IDAI menganjurkan untuk menggunakan vaksin yang sama atau vaksin yang setara dan disediakan oleh pemerintah dengan persetujuan orangtua.

Menteri Kesehatan (Menkes), Nila F Moeloek menegaskan kembali bahwa pemberian vaksin wajib ada pedomannya dan hal ini didapat dari IDAI.

“Vaksin wajib ini ada pedomannya, yang didapat dari Ikatan Dokter Anak Indonesia," kata Nila dalam jumpa media terkait vaksin palsu, yang digelar di kantor Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 19 Juli 2016.

Ketua Umum IDAI, dr Aman Bhakti Pulungan, di tempat yang sama, menjelaskan untuk kelompok satu dengan anak di bahwa usia satu tahun, imunisasi diberikan tiga kali dengan interval satu bulan.

"Sementara kelompok dua, dengan usia satu hingga tujuh tahun, imunisasi pertama hari H. Yang berikutnya bulan kedua setelah dosis pertama, lalu enam bulan setelah dosis kedua," ujar Aman.

Sedangkan kelompok tiga, usia 7 hingga 18 tahun. Vaksin yang diberikan kepada anak usia 7 hingga 18 tahun adalah tetanus, difteri (TD). Dengan pengaturan, dosis pertama pada hari H, dosis kedua diberikan dua bulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga diberikan enam bulan setelah dosis kedua. Sementara dosis penguatan diberikan 12 bulan setelah dosis ketiga.

Terkait vaksin ulang yang diberikan, Nila mengatakan bahwa vaksin tersebut berasal dari Biofarma dan kualitasnya pun sama dengan vaksin impor. "Kualitasnya sama, Biofarma ekspor ke 130 negara, dan merupakan pabrik vaksin nomor empat yang diakui di dunia," ucapnya.

IDAI menjelaskan bahwa vaksin yang diberikan pemerintah tidak menyebabkan masalah apapun. Untuk difteri, pertusis, dan tetanus (DPT), vaksin yang diberikan adalah vaksin program imunisasi nasional produksi Biofarma, dan bermanfaat untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus.

Efektivitas vaksin ini sama dengan vaksin impor. Adapun demam yang dapat terjadi antara 10 hingga 25 persen. Apabila khawatir terjadi demam, bisa berikan parasetamol 10 miligram (mg)/kilogram berat badan (kgBB)/kali setiap 6 sampai 8 jam. Untuk polio diberikan bersama dengan vaksin DPT. (ase)