Ini Cara Dokter Jual Vaksin Palsu ke Orangtua Pasien
- Pixabay/Darkostojanovic
VIVA.co.id – Seorang pria datang ke posko pengaduan Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda dengan membawa dua anaknya, Minggu pagi, 17 Juli 2016. Meski wajahnya terlihat sedikit bingung, pria tersebut tidak terlihat emosional sama sekali.
Pria bernama Eko yang bekerja di Jasa Raharja Tangerang itu mengaku, anak ketiganya yang baru lahir Mei 2016 lalu mendapat imunisasi di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur. Ia khawatir anaknya mendapat vaksin palsu, sehingga ikut datang untuk mengisi data yang diperlukan di posko pengaduan.
"Karena lahir di sini, imunisasi juga di sini. Sempat janggal dengan cara mereka menawarkan imunisasi. Tapi kami pikir karena memang butuh, jadi ya mau enggak mau," ujar Eko saat berbincang dengan VIVA.co.id.
Eko bercerita, dirinya sempat ditawarkan vaksin oleh suster, yang mengatakan itu stok dokter. "Beberapa kali imunisasi ditawarkan oleh dokter, bayarnya lewat suster, tidak lewat kasir," jelas Eko.
Meski saat ini sedang resah, Eko mengaku tidak ingin ikut terpancing emosi. "Saya menunggu penyelidikan polisi juga, makanya tidak terpikir ikut grup itu dulu (Aliansi Korban Vaksin Palsu Harapan Bunda),” tuturnya.
Saat ditanya beda harga vaksin dari dokter dengan rumah sakit, pria yang mempercayakan anaknya pada dr Muhidin itu mengaku ada selisih harga Rp200-300 ribu.
Modus penawaran vaksin yang dilakukan dengan pembayaran terpisah itu ternyata tidak hanya dialami Eko. Ada orangtua bernama Deddy Nur Candra yang mengaku bahwa ia mendapat tawaran vaksin dengan pembayaran di luar kasir.
"Saya sudah dua kali. Pas dokter Bobby bilang bayar di tempat, saya langsung curiga. Saya kemudian pindah ke rumah vaksin yang di Condet," kata Deddy. (ase)