Orang Tua Korban Vaksin Palsu Tak Percaya RS Harapan Bunda
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Ratusan orang tua korban penerima vaksin palsu di Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, Kramatjati, Jakarta Timur, tak percaya keterangan pihak RS, yang menyatakan bahwa vaksin palsu di sana baru beredar selama periode Maret-Juni tahun ini.
Sebab dari hasil investigasi Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Vaksin Palsu menyatakan, vaksin palsu sudah beredar sejak tahun 2003. Karena itu, mereka meminta pihak RS menjamin pasien yang terindikasi jadi korban vaksin palsu sejak tahun tersebut.
"Kami minta pasien dari tahun 2003 sampai 2016 ini diberikan jaminan," kata salah satu orang tua korban penerima vaksin palsu, August Siregar, di RS Harapan Bunda, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat, 15 Juli 2016.
Merujuk hasil investigasi dari Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu, menurut mereka, tak menutup kemungkinan jumlah korban vaksin palsu sudah ada ribuan orang di sana. Apalagi, para orang tua menilai, suster Irna dan dokter anak, dr Indra yang saat ini sudah menjadi tersangka vaksin palsu di sana bertugas lebih lama dari periode itu.
"Maka itu, kami minta jaminan pada pasien. Ada anak yang tak bisa bicara juga setelah diberi vaksin (palsu) di sini. Itu bagaimana nantinya dia?" tanya August.
Kementerian Kesehatan, dalam rapat dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Kamis kemarin, membeberkan nama 14 RS yang menggunakan vaksin palsu. RS Harapan Bunda, Kramatjati, Jakarta Timur, merupakan satu dari 14 RS yang dikatakan menggunaakan vaksin palsu itu.
(ren)