Isu Vaksin Palsu dan Tangis Orang Tua di RS Harapan Bunda

Orang tua berdatangan ke RS Harapan Bunda
Sumber :
  • VIVA.co.id/Herdi Muhardi

VIVA.co.id – Suasana gaduh masih terjadi di Rumah Sakit Harapan Bunda di Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis malam, 14 Juli 2016. Rumah sakit ini memang ramai dikunjungi warga yang anak-anak mereka pernah diimunisasi di sana.

Para warga itu khawatir anak mereka diberi vaksin palsu. Apalagi setelah mendengar Harapan Bunda termasuk 14 RS yang membeli vaksin palsu, seperti yang diumumkan Menteri Kesehatan hari ini.

Sejak Kamis sore, sejumlah orangtua mulai berdatangan ke RS Harapan Bunda. Mereka mendatangi ruang informasi pasien, ingin bertemu pihak rumah sakit yang bisa memberi penjelasan ihwal pengumuman Kementerian Kesehatan bahwa Rumah Sakit Harapan Bunda menjadi pengguna vaksin palsu.

Tapi hingga pukul 20.30 WIB, belum ada satupun bagian humas yang hadir dan memberi penjelasan yang memuaskan kepada orang tua bayi.

Orang tua korban ini bingung karena tidak mendapat penjelasan, sebagian dari mereka bahkan mengamuk di pintu masuk tempat pelayanan. Tangisan juga terdengar dari orangtua yang ingin mendapat penjelasan. Rumah sakit saat ini hanya mendata nama bayi yang merasa telah divaksin palsu dan soal keluhan-keluhan lain.

“Anak saya lahir di sini, anak saya kena TB (tuberkulosis), setiap hari kasih obat itu rasanya kaya apa coba. Anak saya pasien TB, saya sudah bayar vaksin BCG mahal," kata seorang warga sambil menangis.

Menurut Tina (34), salah satu orangtua mengatakan, pihak rumah sakit belum bisa bertemu karena mereka belum mempersiapkan data-data. Karena sebagain data pasien telah diambil Kementerian Kesehatan.

"Rumah sakit janji menemui orangtua besok. Menurut informasi setelah salat Jumat. Mereka tidak siap karena data-data pasien sudah dibawa Kemenkes," kata Tina di Rumah Sakit Harapan Bunda.

Hingga saat ini, sejumlah orangtua masih bertahan di depan ruang informasi, beberapa juga masih berdatangan untuk memastikan pengumuman Kementerian Kesehatan yang baru saja mereka dengar.

(ren)