Keluarga Korban Helikopter Jatuh Berusaha untuk Tabah
- VIVA.co.id/ Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Meski meninggalkan luka yang mendalam, keluarga berusaha tabah atas kepergian Serda Yogi Risci Sirait, satu dari enam korban tewas jatuhnya helikopter di Sleman, Yogyakarta. Keluarga menyatakan, kematian almarhum sudah menjadi risiko yang harus dijalani sebagai seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Hal itu diungkapkan paman korban, Jokiman Simarmata saat ditemui awak media di rumah duka di Gang Berkah RT 4/9, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat, Sabtu 9 Juli 2016.
“Sebagai seorang prajurit identik dengan hal itu (antara hidup dan mati). Kami (keluarga) tentu sangat berduka namun kami berusaha menerimanya,” kata Jokiman di Depok, Jawa Barat, Sabtu 9 Juli 2016.
Di mata keluarga, Yogi atau yang akrab disapa Ucok ini disebut anak kebanggan keluarga. Yogi dianggap membanggakan karena berhasil menjadi anggota TNI.
“Dia adalah keponakan yang saya banggakan. Atas musibah ini, tidak ada yang kami salahkan karena kami sadar, pas masuk TNI, kami keluarga harus siap. Saya bilang sekali lagi, TNI memang identik dengan itu (gugur dalam tugas) karena dia kan harus siap ke medan tempur. Saya hanya berdoa semoga ia diterima di sisi Tuhan,” tuturnya.
Lebih lanjut Jokiman mengaku bahwa pihak keluarga juga tidak ingin berharap banyak kepada TNI sebagai balas jasa.
“Apakah nanti naik pangkat atau tidak kami tidak mempermasalahkan itu. Yang jelas kami keluarga mengucapkan terimakasih karena pihak TNI sudah mengurus jenazah anak kami.”
Rencananya, jenazah Serda Yogi bakal dikebumikan besok sore, Minggu 10 Juli 2016 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kalimulya III dengan upacara militer yang akan dipimpin oleh Dandim 0508 Depok, Ketkol Inf Slamet Supriyanto. Hingga berita ini diturunkan, para pelayat terus memadati rumah duka. Tampak ibu dan keluarga terdekat Almarhum tak kuasa menahan kesedihan hingga beberapa kali jatuh pingsan.
(mus)