Banyak Mudaratnya, Takbir Keliling di Bolmut Ditiadakan

Razia Peserta Takbir Keliling
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Pada malam sebelum Hari Raya Idul Fitri selalu semarak dengan tradisi takbir keliling yang diwarnai dengan konvoi kendaraan. Namun tahun ini, di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sulawesi Utara, konvoi menggunakan kendaraan ditiadakan.

Pemerintah Kabupaten Bolmut bersama unsur tokoh masyarakat telah menyepakati melarang konvoi takbir keliling karena dinilai lebih banyak mudarat ketimbang manfaatnya. Soalnya, seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagian yang berkonvoi malah mabuk-mabukan. Tradisi itu juga berisiko kecelakaan lalu lintas.

Pemerintah setempat mengimbau masyarakat bertakbir di masjid atau surau terdekat. Lagi pula, bertakbir di tempat ibadah bakal lebih khidmat dibanding di jalanan.

“Hakikatnya bertakbir melalui masjid sangat tepat dibandingkan konvoi kendaraan. Kami berharap masyarakat mendukung dengan ditiadakannya takbir keliling,” kata Bupati Bolmut, Depri Pontoh, ditemui di Manado pada Jumat, 1 Juli 2016.

Bupati mengklarifikasi anggapan sebagian kalangan masyarakat bahwa pelarangan konvoi takbir keliling itu untuk menghilangkan tradisi. “Bukan untuk meniadakan tradisi, tapi untuk menjamin keselamatan masyarakat agar dapat merayakan Idul Fitri dengan baik setelah malam takbiran berakhir,” ujarnya.

Aparat Kepolisian mendukung kebijakan itu. Takbiran lebih difokuskan di masjid-masjid, sebab tak ada konvoi besar yang melibatkan masyarakat.

“Biasanya jika dilaksanakan keliling, makna takbiran itu menjadi berkurang, karena tertutup dengan suara bising knalpot racing kendaraan yang melakukan konvoi. Sehingga yang terlihat tidak tertib dan tidak baik untuk dicontoh,” kata Kepala Kepolisian Sektor Urban Kaidipang, Komisaris Polisi Teddy Pontoh.

Dampak kurang baik lain, kata Teddy, usai takbir keliling banyak yang memisahkan diri dan melakukan konvoi ke mana-mana sehingga sulit dikontrol. “Jika sudah sulit dikontrol dan ada yang mabuk-mabukan, risikonya bisa terjadi kecelakaan. Itulah pertimbangannya, sehingga kami tidak mau itu terjadi di Bolaang Mongondow Utara,” katanya.

(mus)