Polri Belum Bisa Ungkap Rumah Sakit Pemberi Vaksin Palsu
- ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVA.co.id – Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Inspektur Jenderal Polisi Ari Dono, menyatakan aparatnya masih belum bisa memberikan identitas rumah sakit mana yang diduga terlibat terkait peredaran vaksin palsu. Alasannya, kata dia, tidak semuanya proses penyidikan bisa langsung diungkap ke publik.
"Kegiatan penyidikan ada yang bisa kita buka untuk kepentingan publik, tapi ada juga yang enggak kita buka kaitannya lari ke mana saja barang. Kalau kita buka rasanya barangnya hilang," kata Ari di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 29 Juni 2016.
Sejauh ini, penyidik dikatakan masih melakukan audit berapa jumlah hasil produksi vaksin palsu dari para tangan tersangka yang sudah beredar di pasaran. "Kita masih audit berapa jumlah hasil produksi dia, dengan kemampuan mesin, berapa orangnya, berapa yang mampu dia produksi. Kalau kita buka, rumah sakit nanti enggak dapat barangnya," kata Ari.
Menurutnya, dari pengungkapan keterangan tersangka bahwa botol vaksin palsu yang digunakan dari bahan bekas. "Mudah-mudahan tidak berbahaya," ujar dia.
Kendati demikian, kata Ari, dalam mengungkap jaringan pembuat dan pengedar vaksin palsu tidak akan membuat gaduh dalam penegakan hukum. Sehingga hasilnya akan lebih maksimal dalam pengungkapan kasus tersebut. "Dirtipideksus akan segera informasikan rumah sakit mana (terlibat) kalau sudah selesai (diumumkan)," kata Ari.
Dari hasil pengungkapan penyidik Bareskrim, kini sudah ada 16 orang yang sudah menjadi tersangka dalam kasus vaksin palsu.
(ren)