Panglima TNI: Keberadaan Sandera di Filipina Sudah Diketahui
- Puspen TNI.
VIVA.co.id - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memastikan, empat Anak Buah Kapal (ABK) Kapal TB. Charles yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf beberapa waktu lalu sudah diketahui keberadaannya, yakni di Pulau Zulu, Filipina. Sedangkan, tiga sandera yang lain hingga saat ini sedang dicari informasi keberadaannya.
"Sementara yang dapat diketahui berjumlah empat orang dalam kondisi baik dan terpisah dengan yang tiga orang, namun perlu diverifikasi kembali," kata Gatot dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Selasa, 28 Juni 2016.
Menurut Gatot, pelaku pembajakan salah satunya dapat diduga dari kelompok Alhabsi.
"Kita verifikasi dan cek terus di mana keberadaannya, termasuk uang tebusan yang diminta oleh pembajak sebesar 200 juta peso atau sekitar 55-60 miliar," ujarnya menambahkan..
Gatot menuturkan, bahwa Kapal TB. Charles yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf sudah melanggar moratorium yang telah disepakati. Sebab, untuk rute berlayar setiap kapal pengangkut batu bara dari Indonesia ke Filipina sudah diberikan jalur yang aman.
"Namun demikian Kapal TB. Charles tersebut memotong rute yang aman yang telah ditentukan," katanya.
Menurut dia, hingga kini, 96 persen batu bara yang digunakan oleh Filipina berasal dari Indonesia. Bagaimana dengan pengiriman selanjutnya, Gatot menyerahkan pada mereka karena harus dijamin keamanan pengirimannya atau dikawal oleh tentara serta disiapkan rute khusus.
"Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya seperti adanya MoU dari ketiga negara yang menyepakati untuk melakukan patroli terkoordinasi. Jadi hari ini masih dilakukan pertemuan, tahapanya pertama para Menlu, kemudian apabila Menlu sudah selanjutnya dibahas ditingkat Menteri Pertahanan."
(mus)