Jadi Kapolri, Tito Karnavian Harus Selesaikan 9 Tugas Ini

Calon Kapolri Komjen Tito Karnavian beserta istri saat menyambuta kedatangan Komisi III DPR di kediamannya, Rabu (22/6/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Indonesia Police Watch (IPW) menilai ada sembilan tugas yang harus diselesaikan oleh Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian jika nantinya dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kapolri.

Sembilan tugas itu yakni, memperbaiki pelayanan publik, membuat call center, membenahi sistem pendidikan Polri, mewujudkan rekrutmen berbasis kompetensi dengan assestmen system, memperkuat sistem pengawasan internal agar Polri berani bersikap tegas untuk menghukum dan memproses polisi yang kurang baik.

Kemudian, menata penggunaan anggaran pengadaan agar tepat guna memperjuangkan renumerasi atau kompensasi 100 persen anggota Polri, menuntaskan oerasi menangkap teroris Santoso alias Abu Wardah dan kasus peninggalan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen Pol Budi Waseso seperti kasus Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, dan Pertamina Foundation.

"Kesembilan tugas ini merupakan top urgent yang harus menjadi program jangka pendek, yang perlu dituntaskan karena menyangkut kepentingan anggota Polri maupun masyarakat," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 23 Juni 2016.

Karena itu, Neta berharap Tito Karnavian tidak seperti Kapolri sebelumnya yang terlalu banyak bicara tentang reformasi Polri, padahal dalam memberantas memberantas pencaloan dalam pengurusan surat izin mengemudi (SIM) tidak mampu.

"Sangat ironis, reformasi Polri sudah berjalan 27 tahun dan retorika perubahan kepolisian pun selalu dikumandangkan. Tapi faktanya, untuk mengurus SIM saja publik masih diteror dengan aksi percaloan," katanya.

Neta juga menegaskan, dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Tito Karnavian tidak hanya membuat konsep kerja.

Namun, pada akhirnya terjebak hanya pada tataran retorika dan angan-angan yang sulit diwujudkan dan tidak terealisasi. Sehingga konsep dan rencana kerjanya hanya retorika kosong.

"Pak Tito Karnavian harus membuat konsep yang realistis hingga bisa segera diwujudkan dan dirasakan manfaatnya oleh publik," ujar Neta. (ase)