Wafa, Metode Belajar Alquran dengan Otak Kanan

Wakil Gubernur Jawa Timur Gu Ipul dalam Peluncuran Indonesia Cinta Alquran oleh Yaqin di Masjid Ak Akbar Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/6/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, lahir dan besar di lingkungan pesantren. Saat ini ia juga menjadi salah satu pimpinan di organisasi yang identik dengan santri, yakni Nahdlatul Ulama (NU). Karena besar di lingkungan bernuansa Islam, ia mengaku sejak kecil bercita-cita ingin menjadi orang yang hafal Alquran.

"Sejak kecil saya ingin hafal Alquran 30 juz, tapi sampai sekarang 30 juz pun tidak hafal-hafal," kata Gus Ipul di acara Indonesia Cinta Alquran di Masjid Al Akbar Surabaya, Jawa Timur,  Minggu, 19 Juni 2016.

Dia mengapresiasi gerakan Indonesia Cinta Alquran yang digagas oleh Yayasan Syafa'atul Qur'an Indonesia (Yaqin). Menurutnya, cinta terhadap Alquran diperlukan agar mempelajarinya bukan menjadi beban. "Ini inovasi bagaimana orang belajar Alquran dengan gembira," ujarnya.

Mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor itu menambahkan, metode Wafa, belajar Alquran dengan otak kanan, yang diterapkan Yaqin menurutnya sangat bagus. Sejak didirikan pada 2012 lalu, metode ini telah melahirkan 41 ribu penghafal Alquran.

"Mudah-mudahan ke depan ada inovasi baru dipakai dengan memanfaatkan teknologi informasi," kata Gus Ipul.

Dijelaskan, lima tahapan diterapkan Wafa pada anak didiknya dalam mempelajari Alquran. Tahapan itu diberi nama 'Lima T', yakni tilawah (belajar membaca), tahfidz (menghafal), tarjamah (menerjemahkan), tafhim (memahami), dan tafsir (menafsiri).

Direktur Wafa, Mohammad Yamin, menerangkan, metode Wafa menerapkan pembelajaran Alquran dengan otak kanan. "Dengan otak kanan, kecepatan belajar lebih bisa dioptimalkan. Pemahaman dan hafalan juga lebih mudah menjaganya. Metode ini menyentuh sisi imajinasi. Sehingga memanfaatkan kekuatan cerita, kreativitas, hingga lagu," katanya.