Mantan Teroris Sedih Lihat Sikap Santoso

DPO Terorisme Kelompok Santoso. (Foto ilustrasi teroris).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Abdullah Hamann

VIVA.co.id – Mantan Narapidana kasus terorisme Abu Tholut alias Mustafa merasa sedih sekaligus heran, dengan sikap Santoso, yang telah membaiat diri kepada Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Hal itu dia sampaikan saat membawakan materi diskusi di gedung Torulemba Poso, Sulawesi Tengah, Jumat 17 Juni 2016.

Pada diskusi silaturahmi tokoh masyarakat Poso bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Abu Tholut hadir sebagai salah satu pembicara.

“Melihat teman-teman kita yang di gunung (Kelompok Santoso), saya merasa sedih dan heran mengapa mereka mau mengikuti ISIS?” Kata Abu Tholut saat memberikan materi ke warga Poso yang di antaranya ada beberapa mantan narapidana konflik Poso.

Pada materi yang dia sampaikan ke puluhan warga Poso yang hadir, Abu Tholut menyampaikan beragam ajaran ISIS yang dia anggap telah menyimpang dari ajaran Islam. “Banyak hal-hal yang telah menyimpang dari ajaran ISIS itu. Dan saya bisa mempertanggungjawabkan pernyataan ini," tegas mantan narapidana kasus terorisme ini. 

Salah satunya adalah sikap para pendukung ISIS, yang enggan mendekati mereka yang menentang keberadaan kelompok itu. Abu Tholut pun menceritakan pengalamannya saat bertemu Yasin, yang ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror pada November 2012 lalu di Poso.
 
“Kita ajak diskusi dia tidak mau, tetapi ngomong di belakang. Kemudian tidak mau salat di belakang saya ketika dia tahu saya kontra terhadap ISIS,” ungkap Abu Thalut.
 
Dia berharap Santoso mau menyerahkan diri sehingga permasalahan kekerasan di Poso bisa segera berakhir. Sebab, sudah sejak operasi Camar Maleo sampai Tinombala, jaringan ini tak juga tertangkap.

“Kita berharap supaya tidak ada korban namun harus kembali lagi dengan yang bersangkutan (Santoso). Karena kita ketahui sebelumnya Santoso telah merilis pernyataan untuk tidak mau menyerahkan diri,” ujarnya.

Meski begitu Abu Tholut yakin, kelompok ini sedang terpecah dalam persembunyian di tengah pegunungan. “Kalau pengikut-pengikutnya saya rasa ada yang tidak sepaham juga dengan dia (Santoso) buktinya ada yang sudah mau menyerahkan diri.”

Laporan: Aldrim Thalara – Poso, Sulawesi Tengah