Mabes Polri: Tito Karnavian Perwira Cerdas
- bnpt.go.id
VIVA.co.id – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian, diajukan sebagai calon tunggal Kapolri untuk menggantikan Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang akan pensiun pada 24 Juli 2016.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar memastikan pengajuan Komjen Tito Karnavian sebagai calon Kapolri telah memenuhi persyaratan.
"Dari sisi pengalaman, beliau luar biasa. Pak Tito perwira tinggi Polri yang cerdas, jadi tentunya memenuhi persyaratan yang sifatnya formal, tidak ada masalah kalau dari sisi itu. Termasuk background pengalaman tugas, pengalaman di bidang pendidikan," kata Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Juni 2016.
Setelah pengajuan Tito Karnavian sebagai calon Kapolri, posisi Wakapolri yang kini dijabat Komjen Budi Gunawan menjadi polemik. Apakah mantan Kapolda Bali itu tetap menduduki posisi tersebut atau bergeser.
Boy belum bersedia menjelaskan lebih detail apakah nantinya posisi Wakapolri juga ditentukan oleh Presiden Joko Widodo.
"Tentu ada mekanisme organisasi berjalan. Kami belum bisa membicarakan hal itu saat ini. Karena semua ada waktunya, tidak perlu kita membahas itu. Ada mekanisme, ada yang mengatur," ujar Boy.
Mantan Kapolda Banten ini enggan berpolemik mengenai jabatan Wakapolri setelah Tito resmi menjabat Kapolri. Mengingat dari segi senioritas, Budi Gunawan jauh di atas Tito Karnavian. Budi Gunawan yang pernah dicalonkan sebagai Kapolri itu merupakan lulusan Akpol 1983, sedangkan Tito lulusan 1987.
Tito tak mau diajukan
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyebutkan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri tidak memasukkan nama Tito Karnavian menjadi salah satu calon Kapolri yang diajukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bukan tanpa alasan Wanjakti tidak memasukkan nama Tito dalam jajaran calon Kapolri. Menurut Badrodin, Tito sendiri yang meminta agar namanya tidak diajukan sebagai calon Kapolri, sekalipun secara formalitas memenuhi persyaratan.
"Memang waktu itu kan kami masih mendengar masing-masing. Ada beberapa hal yang harus didiskusikan di dalam internal Polri, karena waktu itu Pak Tito sendiri kalau bisa jangan (dicalonkan), (Tito) mengatakan seperti itu," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 15 Juni 2016.
Alasannya, Tito mengatakan ingin fokus dalam tugasnya sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Dia sendiri sedang berkonsentrasi untuk menangani masalah terorisme ini. Itu kan ancaman ke depan juga cukup serius, sehingga harus dilakukan pembenahan-pembenahan dan dilakukan strategi dalam kebijakan penanggulangan terorisme itu," katanya.
Atas pertimbangan itu, maka rapat Wanjakti tidak mengusulkan nama Komjen Tito. Namun Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menurut Badrodin memang memasukkan nama Tito dalam calon yang diusulkan. (ase)