Nonmuslim Manado Jual Takjil Ramadan yang Dijamin Halal
- VIVA.co.id/Agustinus Hari
VIVA.co.id – Kota Manado di Sulawesi Utara dikenal sejak dahulu sebagai daerah percontohan toleransi antarumat beragama. Penduduknya menganut macam-macam agama, antara lain, Kristen Protestan, Islam, Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu.
Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk yang beragama Kristen sebanyak 62,10 persen, Katolik 5,02 persen, sedangkan Islam 31,30 persen, dan sisanya beragama lain.
Warga Kristen menjadi mayoritas di Kota Manado. Tetapi mereka tetap menghormati yang minoritas, misalnya, warga muslim yang sekarang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan. Sebagian di antara warga Kristen Manado bahkan turut menyemarakkan Ramadan dengan menjual aneka jajanan atau takjil (makanan ringan untuk berbuka puasa), seperti di halaman Gereja Goly Grace, Jalan Piere Tendean Boulevard.
Jein, seorang pedagang, mengaku bukan Ramadan kali ini saja dia berjualan aneka jajanan untuk muslim yang akan berbuka berpuasa, melainkan sudah sejak tahun lalu. Selama itu pula tak ada masalah.
“Meski kami yang nonmuslim jualan jajanan di sini, ternyata banyak warga muslim yang membeli makanan untuk buka puasa. Dijamin jajanan ini halal,” ujar Jein ditemui VIVA.co.id pada Rabu, 15 Juni 2016.
Pedagang lain, Meis, menyebutkan jajanan yang dijual adalah kue-kue khas Manado, di antaranya, panada, lampu-lampu, balapis, kolombeng, cucur dan aneka jus. Ada juga kolak ubi, kolak pisang, dan minuman dingin.
Mereka berjualan sejak pukul dua siang sampai selepas magrib. Tempat itu sudah ramai sejak awal dibuka. Maklum saja, kawasan itu memang strategis karena berada di pusat Kota Manado yang berdekatan dengan kantor-kantor pemerintah maupun swasta.
Aparat Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Manado sempat melakukan inspeksi mendadak di pasar takjil itu pada Rabu sore. Dan hasilnya, tidak ditemukan makanan yang mengandung bahan pengawet atau zat pewarna. “Jajanan di sini steril dan aman,” ujar seorang petugas BPOM Manado.