Senyum Warga Krayan Usai Tak Perlu Beli BBM Rp60 Ribu/Liter

Ilustrasi/Kepolisian menggagalkan penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

VIVA.co.id – Senyum sumringah memancar di puluhan wajah warga Kecamatan Krayan, ketika melihat seliter bahan bakar minyak jenis solar dituangkan ke dalam sebuah kendaraan milik warga yang dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie, Senin 13 Juni 2016.

Solar yang dituangkan itu menjadi penanda, bahwa kelak nantinya warga di Krayan, bisa menikmati BBM bersubsidi. Dan tentunya, dengan harga normal. Tak seperti puluhan tahun ke belakang ini yang mencekik leher.

"Selama puluhan tahun kami cuma bisa beli BBM ke Malaysia. Sekarang saja harganya sudah mencapai Rp60 ribu per liter," kata Kepala Adat Besar Krayan Yakup Melai. (Baca: )

Kecamatan Krayan memang terletak berbatasan langsung dengan Malaysia. Satu-satunya akses untuk mencapai daerah ini, hanya bisa dilewati dengan pesawat. Dengan jarak tempuh selama satu jam dari Bandara Juwata di Kota Tarakan Kalimantan Utara.

Ketiadaan akses transportasi itulah yang membuat Krayan terabaikan dan praktis seluruh kebutuhan pokok warga mengandalkan dari negara Malaysia. "90 Persen kebutuhan hidup kami dipasok dari Malaysia. Sebab itu kami bersyukur, kini pemerintah mau memperhatikan kami setelah berpuluh tahun negara ini merdeka," kata Yakup.

Ke depan, Yakup bersama warga Krayan lain berharap, tidak cuma BBM yang bisa dipasok ke tempat mereka. Namun juga bahan pokok lain yang bisa meringankan beban warga. "Jangan lagi sampai ada istilah di kami, Garuda di dada, Malaysia di perut. Jadi mohon diperhatikan," katanya.

Tahun ini, pemerintah setempat memang baru menyediakan APMS atau Agen Premium dan Solar. Peralatannya masih terbilang tradisional, karena takaran minyaknya masih menggunakan alat tradisional.

Belum ada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) layaknya di dearah lain. "Nanti setiap hari akan didistribusikan empat ton lewat pesawat angkut khusus ke sini. Mudah-mudahan bisa membantu," kata Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie.

Muhammad Tahir/Kalimantan Utara