Praktik Kecurangan UN Tingkat SMP 2016 Turun

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, saat meninjau pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMP.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Danar Dono

VIVA.co.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memaparkan hasil Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat, 10 Juni 2016.

UN SMP tahun 2016 diikuti sekitar 4,3 juta siswa di 34 provinsi. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 156 ribu siswa yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sementara itu, sisanya masih menggunakan teknik lama yakni Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengakui adanya peningkatan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) SMP tahun 2016. Hal itu ditunjukkan dengan berkurangnya kecurangan yang terjadi saat pelaksanaan UN.

"Dengan semakin jujurnya UN, maka diharapkan hasil UN dapat makin tepat memetakan capaian pendidikan. Upaya itu dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mengoptimalkan pembinaan sekolah secara lebih baik," kata Anies Baswedan.

Jika dibandingkan dengan IIUN SMA, indeks integritas SMP meningkat lebih cepat. Kondisi ini menurut Anies, menunjukkan kepercayaan diri siswa SMP juga lebih tinggi, sehingga praktik kecurangan UN SMA masih banyak terjadi.

Terlepas dari peningkatan IIUN, masih ada 42 persen siswa di Indonesia yang belum mencapai standar yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan dengan nilai 55.

Meskipun begitu, Anies yakin anak didik Indonesia siap bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

"Meskipun cuma 4,04 persen, kita sudah empat kalinya Singapura dengan nilai di atas 85. Dengan persentase itu sudah total 168 ribu siswa. Sedangkan Singapura kan cuma sekitar 40 ribu. Yang ketemu MEA itu bukan persentase, tapi manusianya," ujarnya.