Akun Facebook Perwira TNI Dibajak untuk Menghina Jokowi

Peretas Anonymous
Sumber :
  • digitaltrends.com

VIVA.co.id – Akun Facebook milik seorang perwira TNI bernama Lettu Kav Rhendy Jaury diretas oleh pihak yang tak bertanggungjawab. Akun tersebut digunakan si peretas untuk menyebarkan penghinaan kepada Presiden Joko Widodo.

Peretasan itu pertama kali terungkap di akun Facebook pada 1 Juni 2016 yang mengatasnamakan Muhammad Adiitya yang mengunggah foto dengan latar anggota TNI, yang belakangan diketahui bernama Lettu Kav Rhendy Jaury. Komentar pada foto yang diunggah bernada hinaan kepada Presiden Jokowi dan hasutan berbau SARA.

Atas kejadian itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memerintahkan jajaran intelijen TNI untuk segera menyelidiki dengan melakukan pengecekan secara digital forensik di jaringan Facebook.

"Segera laksanakan penyelidikan dan pemeriksaan serta pengusutan dengan tuntas," kata Jenderal Gatot melalui siaran pers Pusat Penerangan TNI, Rabu, 8 Juni 2016. Dari hasil penelusuran, diperoleh 35 nama palsu yang menggunakan foto-foto Lettu Kav Rhendy Jaury.

Sementara itu, dari hasil pendalaman dan pemeriksaan terhadap Lettu Kav Rhendy Jaury, diperoleh informasi bahwa Lettu Rhendy yang berdinas di Yonkav-1/1 Kostrad membuat akun Facebook pertama pada bulan November 2008 sampai dengan 2012 dengan nama akun 'Rhendy Jaury' serta mengunggah foto-foto kegiatan semasa Taruna Tingkat 3 berpangkat Sermadatar sampai dengan Letnan Dua.
 
"Facebook saya tidak bisa dibuka sejak tahun 2012 password sudah tidak bisa dibuka karena sudah diganti orang lain," ungkap Lettu Rhendy.
 
Sebelumnya, Lettu Rhendy mengaku belum pernah melaporkan adanya penyalahgunaan akun Facebook miliknya sejak pertengahan tahun 2012 hingga sekarang kepada pihak Kepolisian RI. Namun pada 4 Juni 2016 lalu, Rhendy telah resmi melaporkannya kepada Polda Metro Jaya tentang dugaan Tindak Pidana dan Transaksi Elektronik di akun Facebook-nya.

Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Tatang Sulaiman membantah ada anggota TNI yang melakukan penghinaan kepada Presiden Joko Widodo. Sebaliknya, yang terjadi justru adalah upaya mendiskreditkan TNI melalui pembajakan akun Facebook Lettu Kav Rhendy Jaury dengan menggunakan nama Muhammad Adiitya.

"Kita bisa yakinkan itu, karena telah dilakukan pemeriksaan secara cermat," kata Mayjen Tatang.
 
Mayjen Tatang menambahkan bahwa tidak hanya melalui pembajakan Facebook saja, upaya pencemaran nama baik TNI juga terjadi melalui website atau wadah komunitas yang mengatasnamakan TNI dalam jejaring internet oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk merusak citra TNI.
 
"Banyak beredarnya akun palsu yang mengatasnamakan prajurit TNI termasuk di dalamnya menggunakan akun Facebook Gatot Nurmantyo (Panglima TNI) melalui jejaring media sosial Facebook, Twitter dan lainnya."

(mus)