Kisah Putri Mahkota Raja Pemecutan Bali Memeluk Islam

Makam keramat Gusti Ayu Made Rai alias Raden Ayu Siti Khotijah, di Denpasar, Bali.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan

VIVA.co.id – Raja Pemecutan Denpasar, Bali, memiliki seorang putri cantik bernama Gusti Ayu Made Rai. Saking cantiknya hingga tersohor ke seantero Bali, sehingga sang raja sangat menjaga putrinya itu.

Selain itu, tak sedikit pangeran dari kerajaan lain datang dan ingin mempersunting Gusti Ayu Made Rai. Namun, saat beranjak remaja musibah menimpa sang putri. Ia terkena penyakit kuning (liver).

Bertahun-tahun penyakit itu tak dapat disembuhkan, meski sejumlah balian (dukun) telah dipanggil untuk mengobatinya. Berbagai cara telah dilakukan, namun tak membuahkan hasil.

Akhirnya, Raja Pemecutan bertapa untuk meminta petunjuk Tuhan Yang Maha Esa bagi kesembuhan putrinya.

"Ayah Gusti Ayu Made Rai mendapat pawisik (bisikan Yang Maha Kuasa), agar memerintahkan seluruh patih kerajaan menggelar sayembara. Tak hanya di Bali, tetapi di luar Bali," kata Jro Mangku I Made Puger, juru kunci makam Raden Ayu Pemecutan, alias Raden Ayu Siti Khotijah, saat ditemui VIVA.co.id, Senin 6 Juni 2016.

Menurut Jro, raja membuat titah dalam sayembara tersebut. Pertama, barang siapa yang dapat mengobati dan menyembuhkan penyakit putrinya, kalau dia perempuan akan diangkat menjadi anak angkat raja.

Kedua, kalau dia laki-laki dan jika memang jodohnya akan dinikahkan. Sabda sayembara Raja Pemecutan ini pun terdengar sampai Yogyakarta.

"Seorang ulama telah mendengar adanya sayembara ini. Ia dikenal memiliki ilmu kebatinan tinggi dan anak didik kesayangan dari Bangkalan, Madura bernama Pangeran Cakraningrat IV," tutur Jro.

Selajutnya, cinta pandangan pertama ...

Cinta pandangan pertama

Ulama ini pun memanggil sang pangeran untuk datang ke Yogyakarta. Ketika menghadap sang guru, Pangeran Cakraningrat IV diperintahkan untuk berangkat ke tanah Bali menemui Raja Pemecutan.

Sang pangeran dengan ditemani 40 orang prajurit, lalu bertolak ke Bali. Kala tiba di Kerajaan Pemecutan, Pangeran Cakraningrat IV langsung menghadap Raja Pemecutan dan mengutarakan maksud untuk mengobati putrinya yang tengah sakit keras.

"Pada saat pertemuan pertama dan bertatap mata, memang terjadi getaran cinta antara Pangeran Cakraningkrat IV dan Gusti Ayu Made Rai. Mereka berdua sudah jatuh cinta sejak pandangan pertama," kata Jro.

Selanjutnya, Pangeran Cakraningkrat IV membacakan doa untuk menyembuhkan penyakit putri mahkota. Dan, sembuhlah penyakit yang diderita putri kesayangan raja tersebut.

Maka, sesuai janji sang raja, keduanya pun dinikahkan. Lantas, tidak hanya janji semata. Pernikahan ini memang dilandasi cinta antara Pangeran Caraningkrat IV dan Gusti Ayu Made Rai.

Setelah menikah dan berdiam diri beberapa hari di Kerajaan Pemecutan, Pangeran Cakraningrat IV mohon pamit untuk kembali ke Bangkalan, Madura. Gusti Ayu Made Rai yang telah sah menjadi istrinya juga diajak ikut serta.

Di Bangkalan, Madura, kedua mempelai diupacarai secara Islami. Gusti Ayu Made Rai resmi memeluk agama Islam. Namanya pun berubah menjadi Raden Ayu Siti Khotijah, alias Raden Ayu Pemecutan. (asp)